Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kerjasama dengan ITS, DLH Surabaya Juga Teliti Kandungan Mikroplastik

IMG-20251118-WA0085.jpg
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)
Intinya sih...
  • DLH Surabaya dan ITS akan melakukan penelitian mengenai cemaran mikroplastik pada air hujan di Kota Surabaya.
  • Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan mikroplastik dalam air hujan dan menentukan langkah apa yang harus diambil pemerintah.
  • Pemkot Surabaya telah memiliki aturan untuk membatasi penggunaan tas plastik sekali pakai, serta menggunakan sistem gasifikasi power plant untuk mengurangi cemaran mikroplastik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya juga bakal melakukan penelitian mengenai cemaran mikroplastik pada air hujan di Kota Pahlawan. Mereka akan kerjasama dengan peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Kepala DLH Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, sebagai kota metropolitan, Surabaya sulit menghindari pencemaran mikroplastik. Hal ini, mikroplastik disebabkan karena pembakaran sampah, gesekan roda dengan ban, hingga timbunan plastik yang kerap dijumpai di Surabaya.

"Biasanya mikroplastik ini kalau sudah di udara, terjebak di awan dan sebagainya. Setelah terjadi kondensasi, kemudian turun hujan. Itulah kemudian hujan itu ada kandungan mikroplastiknya," ujar Dedik ditemui IDN Times, Selasa (18/11/2025).

Namun demikian, Dedik menyebut pihaknya akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan ITS untuk mengetahui cemaran air hujan di Kota Surabaya. Hasil penelitian itu nantinya akan digunakan untuk menentukan langka apa yang dilakukan pemerintah.

"Langkah-langkah yang sudah lakukan dan terkait dengan pemberitaan ini, kami akan bekerja sama dengan ITS untuk juga melakukan penelitian yang sama, melakukan pengujian yang sama, dengan apa menguji kualitas air hujan di Kota Surabaya seperti apa," ungkap Dedik.

"Nanti hasilnya baru bisa kita sampaikan, kemudian langkah-langkah medikasi berikutnya harus seperti apa," imbuh dia.

Di samping itu, DLH Surabaya telah rutin melakukan penelitian kualitas air dan udara di Kota Pahlawan. Khusus penelitian kualitas air sungai, ada 44 titik pengamatan.

"Bisa jadi kalau sungai itu mengandung mikroplastik, kan hujan itu dari penguapan yang ada di darat ya. Jadi sungai itu menguap mungkin bisa jadi mikroplastiknya itu bersama dengan penguapan itu ketangkap ke udara dan sebagainya," terang Dedik.

Dedik menambahkan, mencegah cemaran mikroplastik, Pemkot Surabaya telah memiliki aturan untuk membatasi penggunaan tas plastik sekali pakai. Pembatan penggunaan plastik ini telah diatur dalam Perwali 16 tahun 2022.

"Bapak Walikota Surabaya ini sudah mengeluarkan salah satu aturan, yaitu di Perwali 16 tahun 2022, itu sudah melarang penggunaan sampah tas dari plastik sekali pakai. Ini juga sangat berpengaruh terhadap apa timbulnya mikroplastik di Surabaya," terangnya.

Bukan cuma itu, sistem pengelolaan sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo telah menggunakan gasifikasi power plant. Lewat sistem itu, sisa pembuangan berupa Fly Ash dan Bottom Ash yang banyak mengandung mikroplastik ditangkap agar tidak mencemari udara.

"TPA Benowo itu juga menggunakan sistem gasifikasi power plant. Ini juga menangkap Fly Ash dan Bottom Ash yang banyak kandungan mikroplastiknya itu ditangkap, sehingga yang pengelolaan itu semaksimal mungkin tidak menimbulkan mikroplastik di udara," pungkas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Disidak Menkeu Purbaya, Importir Kena Tagihan Rp238 Juta Bea Cukai

18 Nov 2025, 19:26 WIBNews