Tiga Anggota Keluarga Kasmiati Menumpang KMP Tunu Pratama, Kontak Terakhir Jam 11 Malam

- Kasmiati menangis pilu di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, karena tiga anggota keluarganya hilang kontak setelah KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam.
- Keluarga berangkat menuju Bali namun kehilangan kontak sejak pukul 23.08 WIB dan hingga kini masih menunggu kabar kepastian dari posko evakuasi Pelabuhan Ketapang.
- Proses pencarian masih dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terus menyisir Selat Bali dan pesisir bagian selatan Bali untuk mencari korban.
Banyuwangi, IDN Times – Tangis pilu Kasmiati, warga Singojuruh, Banyuwangi, pecah di Pelabuhan Ketapang, Kamis (3/7/2025). Duduk sembari memeluk cucunya yang masih kecil, ia tidak mampu menahan haru ketika menceritakan detik-detik terakhir sebelum keluarganya, penumpang KMP Tunu Pratama hilang kontak.
Korban dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya adalah menantu, adik, dan ponakan. Mereka bertolak dari rumah sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu (2/7/2025), menuju Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang ke Bali. Namun, komunikasi terputus sejak pukul 23.08 WIB.
"Jam satu saya coba WhatsApp lagi, tapi cuma centang satu. Saya belum tahu kalau ada kejadian kapal tenggelam. Baru tahu subuh tadi," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Yang lebih menyayat hati, sang cucu sempat mencoba menahan kepergian ayahnya sebelum berangkat. "Kemarin anak ini bilang, 'Jangan pergi Ayah, jangan pergi ke Bali'," ujar Kasmiati lirih disertai derai air mata sambil menatap sang cucu di pangkuannya.
Hingga kini, keluarga masih menunggu kabar kepastian dari posko evakuasi Pelabuhan Ketapang. Proses pencarian masih dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terus menyisir Selat Bali dan pesisir bagian selatan Bali, lokasi ditemukannya beberapa korban.
KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam sekitar pukul 22.56 WIB, hanya sekitar 25 menit setelah lepas jangkar dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk. Di dalam kapal tersebut terdapat 65 orang, termasuk penumpang dan awak, serta 22 kendaraan. Posko informasi dan bantuan telah didirikan oleh petugas gabungan dari Basarnas, Polairud, TNI AL, hingga Pemkab Banyuwangi untuk memberikan pendampingan bagi keluarga korban.
"Saya berharap mereka dapat ditemukan dengan selamat,” pungkas Kasmiati sambil memeluk erat cucunya.