Jawa Timur 2025: Dihantam Gelombang Kejahatan Sadis

- Sepanjang 2025, Jawa Timur bukan hanya diguncang bencana alam, tapi juga gelombang kejahatan sadis.
- Mulai dari pembunuhan sadis, kekerasan dalam rumah tangga, hingga jaringan narkoba yang dioperasikan dari dalam lapas.
Surabaya, IDN Times - Sepanjang 2025, Jawa Timur bukan hanya diguncang bencana alam, tapi juga gelombang kejahatan sadis. Mulai dari pembunuhan sadis, kekerasan dalam rumah tangga, hingga jaringan narkoba yang dioperasikan dari dalam lapas.
Pusiknas Bareskrim Polri mencatat sejak Januari hingga 8 September 2025 ada sebanyak 65 kasus pembunuhan di wilayah hukum Polda Jatim. Lokasi terbanyak ialah rumah/permukiman sembilan kasus, disusul jalan umum dan area lain seperti perairan, hutan, dan pusat perbelanjaan.
1. Mayat Perempuan dalam Koper, Mutilasi Ngawi–Kediri
Awal 2025, publik dikejutkan temuan koper merah berisi mayat perempuan tanpa kepala dan kaki di sebuah area di Ngawi. Kasus ini kemudian terungkap sebagai pembunuhan berencana yang dilakukan di Kediri, lalu jasad korban dibuang di Ngawi.
Modusnya, korban dibunuh, dimutilasi, lalu bagian tubuh dimasukkan ke koper merah dan dibuang di pinggir jalan. Kemudian proses hukum pada 9 September 2025, Pengadilan Negeri Kediri menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada pelaku Rohmad Tri Hartanto atas pembunuhan berencana disertai mutilasi terhadap kekasihnya.
2. Anak Penggal Kepala Ayahnya di Jember
Senin, 27 Januari 2025, warga Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Jember dikagetkan aksi seorang pemuda berinisial AR (18) yang memenggal kepala ayah kandungnya sendiri berinial J (60).
Setelah membunuh, pelaku sempat menenteng kepala korban dan membuangnya di dekat rumah tetangga, disaksikan warga.
Dalam pemeriksaan, pelaku menunjukkan perilaku tidak biasa dan diduga mengalami gangguan jiwa berat. Ia dirawat di RSUD dr. Soebandi. Meski berstatus tersangka, polisi tidak melakukan penahanan di rutan.
3. Mutilasi Tiara Angelina oleh kekasihnya Alvi Maulana di Surabaya
Jawa Timur diguncang lagi oleh kasus mutilasi lain yang sangat menyita perhatian. Pembunuhan Tiara Angelina Saraswati (25) oleh kekasihnya Alvi Maulana (24) di sebuah rumah kos kawasan Lidah Wetan, Surabaya.
Motifnya, perselisihan sepele yang memicu emosi, lalu berujung pembunuhan dan mutilasi. Lokasi pembunuhan di Kamar kos yang mereka tempati di Surabaya. Namun beberapa potong bagian tubuh korban dibuang tersangka di Pacet, Mojokerto.
4. Ibu Bunuh Bayi karena Tekanan Ekonomi di Trenggalek
Menjelang akhir tahun, publik kembali dibuat sesak dada oleh kasus di Desa Terbis, Kecamatan Panggul, Trenggalek.
Kejadiannya, bayi laki-laki diduga dibunuh ibunya, SM (34) tak lama setelah lahir pada Jumat (5/12/2025) lalu dikuburkan secara tidak wajar. Kasus terungkap setelah kepala desa melaporkan kejanggalan kematian bayi tersebut ke polisi.
Polisi menyebut tekanan/himpitan ekonomi sebagai motif utama pembunuhan tersebut. Pelaku mengaku takut tidak mampu menanggung beban ekonomi jika si bayi hidup. Polres Trenggalek menetapkan sang ibu sebagai tersangka pembunuhan terhadap bayinya sendiri.
5. Istri dan Anak Polisi Dibunuh di Kos Nganjuk
Akhir November, Nganjuk menjadi panggung tragedi lain. Istri dan anak seorang anggota polisi ditemukan tewas di kamar kos yang juga dibakar pelaku.
Korban ialah EN (41) dan putrinya EJ (22). Sementara seorang lagi ED (18) mengalami luka, sehingga total ada tiga korban yang menjadi sasaran kekerasan pelaku di kamar kos tersebut.
Sementara pelaku DS, pria yang disebut selingkuhan korban, ditangkap polisi. Dari hasil pemeriksaan, motifnya diduga cemburu karena korban berencana kembali rukun dengan suaminya.
6. Jaringan Narkoba dari Dalam Lapas: TPPU Puluhan Miliar
Di bidang narkotika, 2025 juga mencatat operasi besar Polda Jatim. Sepanjang Januari–Oktober 2025, Polda Jatim mengungkap 1.757 kasus narkoba dan membongkar jaringan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) terkait narkotika dengan total aset yang disita sekitar Rp30,1 miliar.
Salah satu kasus menonjol melibatkan tersangka berinisial TK, yang disebut telah mengendalikan jaringan narkoba dari dalam Lapas di Jawa Timur sejak 2017–2024.
7. Curanmor dan Kejahatan Jalanan: Surabaya sebagai Barometer
Sebagai kota terbesar di Jatim, Surabaya menjadi barometer kejahatan jalanan, terutama curanmor.
Data Polda Jatim sebanyak 529 laporan motor hilang hanya dalam 3 bulan pertama 2025 di Surabaya, dengan 141 kasus pada Maret, lalu melonjak menjadi 194 kasus pada April dan 194 kasus lagi di Mei. Jam paling rawan, pukul 18.00–21.00 WIB.
Polrestabes Surabaya mengungkap 64 kasus curanmor dan menangkap 47 tersangka dalam sekitar dua bulan operasi khusus, sebagian di antaranya residivis.
Di luar curanmor, aksi jambret, penganiayaan, dan kejahatan jalanan lain juga ditangani, termasuk kasus jambret viral dan penganiayaan yang melibatkan oknum pesilat selama bulan puasa.


















