Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Nofika Dian

Madiun, IDN Times - Tangis Sukartini (47) , pecah saat jenazah Alfiani Hidayatul Solikah, 19 tahun, korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tiba di rumah duka, Rabu siang (14/11). Dengan digandeng kerabat, perempuan paruh baya itu melangkah ke peti mati anaknya yang diletakkan petugas kepolisian di lantai ruang tamu rumahnya. Rumah duka itu berada di RT 14, RW 7, Dusun Gantrung, Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Kowe kok ninggalne ibuk, nduk (Kamu kok meninggalkan ibu, nak),’’ ucap Sukartini sambil sesunggukan menangis di atas peti jenazah pramugari pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta – Pangkal Pinang yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober lalu.

1.Sukartini ingin memeluk anak semata wayangnya

IDN Times/Nofika Dian

Kesedihan Sukartini kian memuncak. Beberapa kali ia mengetok peti jenazah Alfiani dengan kedua tangannya. “Ibu di luar nak. Ibu ingin memelukmu,’’ ujar Istri Slamet itu dengan suara parau lantaran sudah 17 hari menunggu kedatangan jenazah anak semata wayangnya.

Sejak pesawat Lion Air JT 610 jatuh, Sukartini terus berduka. Ia sempat tak percaya jika Alfiani merupakan salah satu korban jatuhnya pesawat komersial itu. Beberapa hari terakhir, Sukartini mulai bisa menahan sedih. Namun, kesedihannya tak lagi terbendung ketika jenazah Alfiani tiba di rumah duka.

Sejumlah kerabat akhirnya menggandeng Sukartini menjauh dari peti mayat Alfiani. Salat jenazah pun dilgelar. Doa untuk almarhumah pun dikumandangkan di rumah duka itu oleh keluarga dan para pelayat.

2.Sukartini bersikukuh ikut ke makam

Editorial Team

Tonton lebih seru di