Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Harian PBNU, Khofifah Indar Parawansa turut hadir di acara haul Syekh Nawawi Al Bantani ke-130 di Serang, Banten. Dok. Istimewa.

Surabaya, IDN Times - Haul Syekh Nawawi Al Bantani ke-130 digelar di Serang, Banten. Gubernur Jawa Timur (Jatim) yang juga Ketua Harian PBNU, Khofifah Indar Parawansa turut hadir dalam haul itu. Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum PP Muslimat NU ini meneladani sosok Syekh Nawawi Al Bantani.

1. Nasionalisme tinggi, kobarkan perlawanan dengan penjajah

Ketua Harian PBNU, Khofifah Indar Parawansa turut hadir di acara haul Syekh Nawawi Al Bantani ke-130 di Serang, Banten. Dok. Istimewa.

Menurut Khofifah, Syekh Nawawi adalah ulama kelas dunia asal Banten yang nasionalismenya tinggi. Ulama yang terlahir dengan nama Muhammad Nawawi ini sempat mengenyam pendidikan di Kota Mekkah dan kembali ke Tanah Air untuk berdakwah mengobarkan perlawanan terhadap penjajah Belanda.

"Pemikiran-pemikiran beliau juga memberikan pengaruh untuk perkembangan Islam di dunia, kiprah dan sifat-sifat beliau patut untuk kita teladani bersama," ujarnya, Minggu (21/5/2023).

2. Perlawanan itu lewat jalur dakwah

Ketua Harian PBNU, Khofifah Indar Parawansa turut hadir di acara haul Syekh Nawawi Al Bantani ke-130 di Serang, Banten. Dok. Istimewa.

Kegigihan Syekh Nawawi melawan penjajah, lanjut mantan Menteri Sosial ini, membuat beliau mendapatkan tekanan, pembatasan ruang gerak dan pengusiran dari Belanda. Namun kegigihan beliau tidak berhenti sampai di situ.

"Beliau ini menyaksikan ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan penindasan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda terhadap rakyat Indonesia saat itu. Lalu beliau berdakwah untuk mengobarkan semangat melawan penjajah Belanda saat itu," beber Khofifah.

3. Mencetak kader patriotik lewat pendidikan

Ketua Harian PBNU, Khofifah Indar Parawansa turut hadir di acara haul Syekh Nawawi Al Bantani ke-130 di Serang, Banten. Dok. Istimewa.

Menurut Khofifah, Syekh Nawawi sempat kembali ke Mekkah untuk memperdalam ilmu dan memberikan pemahaman dan mengajarkan makna kemerdekaan, anti-kolonialisme dan imperialisme kepada komunitas Al-Jawwi dengan cara yang halus. Komunitas ini masyarakat nusantara yang belajar di Mekkah.

"Yang dilakukan Syekh Nawawi Al-Bantani ini menjadi perhatian serius dari pemerintahan Belanda saat itu karena produktivitas komunitas al-Jawwi untuk menghasilkan alumni-alumni yang memiliki integritas keilmuan agama dan jiwa nasionalisme, menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Pemerintah Hindia Belanda," katanya.

Syekh Nawawi juga berperan dalam mencetak kader patriotik. Perjuangan yang dilakukan memang tidak dalam bentuk revolusi fisik, namun lewat pendidikan untuk menumbuhkan semangat kebangkitan dan jiwa nasionalisme. Syekh Nawawi adalah intelektual yang sangat produktif dalam menulis kitab. 115 kitab yang telah ditulis ulama besar asal Banten ini.

Editorial Team