Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ferry Irawan Curhat Usai Menjalani Sidang Pertama di Kediri

Terdakwa Ferry Irawan saat memasuki ruang sidang di PN Kediri. IDN Times/ istimewa

Kediri, IDN Times - Terdakwa kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Ferry Irawan angkat bicara usai menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Kediri. Selama ini, Ferry memilih bungkam terkait kasus yang menjeratnya. Ferry mengaku menjadi korban atas ambisi Venna Melinda, untuk menjadi anggota DPR RI pada Pemilu mendatang.

1. Selama ini menahan komentar karena khawatir membuka aib keluarga

Suasana persidangan Ferry Irawan di Pengadilan Negeri Kediri. IDN Times/ istimewa

Aktor kawakan yang pernah membintangi banyak judul sinetron ini mengaku tidak pernah berkomentar atas kasus yang membelitnya tersebut. Menurutnya komentar dan statement yang keluar hanya membuatnya membuka aib rumah tangga.

Namun, akhirnya Ferry harus berbicara terkait kasus ini. “Kenapa saya selama ini tidak berkomentar, karena tidak lebih kalau saya berkomentar atau memberikan statement, hanyalah aib rumah tangga yang akan saya ungkap,” ujarnya, Senin (27/03/2023)

2. Tak berdaya hadapi sistem yang membuatnya dipenjara

Ferry Irawan usai menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Kediri. IDN Times/ istimewa

Ferry mengaku tak berdaya menghadapi kasus KDRT tersebut. Menurutnya hal ini adalah sebuah sistem yang memaksanya untuk mendekam di tahanan atas apa yang tidak ia perbuat.

“Saya tidak berdaya melawan sistem di mana sistem itu dipaksakan ke saya untuk saya berada dalam tahanan, untuk sesuatu perbuatan yang tidak pernah saya lakukan dan saya bukan pelaku KDRT,” jelasnya.

3. Disingkirkan untuk ambisi kekuasaan

Terdakwa Ferry Irawan saat memasuki ruang sidang di PN Kediri. IDN Times/ istimewa

Selama ini Ferry tidak berkomentar juga karena ia mengaku sangat mencintai sang istri. Namun aktris sekaligus politisi itu justru yang membuatnya menjadi tahanan. Bahkan Ferry mengibaratkan dirinya seperti sebuah pohon di tengah jalan yang harus disingkirkan demi kursi kekuasaan.

“Saya bagaikan pohon di tengah jalan yang harus disingkirkan, digantikan dengan simpatisan untuk kursi dewan kekuasaan. Itu lah yang terjadi sama saya,” pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bramanta Pamungkas
EditorBramanta Pamungkas
Follow Us