Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dubes Belanda Bantu Revitalisasi Kota Lama Surabaya dan Makam Peneleh

Dubes Belanda saat berada di Balai Kota Surabaya. (Dok. Diskominfo Kota Surabaya)

Surabaya, IDN Times - Kedutaan Besar (Kedubes) Belanda untuk Indonesia akan menjalin sejumlah kerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya. Salah satunya, membantu melakukan revitalisasi Kota Lama dan makam Peneleh. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, Dubes Belanda, Lambert Grijns sangat tertarik dengan Kota Lama Surabaya, terutama kawasan Eropa. Lambert disebut sangat takjub dengan Gedung Singa yang berada di Jalan Veteran.

“Terkait dengan cagar budaya, beliau sangat interest (tertarik) dengan Kota Lama, bagaimana bisa ada (terintegrasi) dengan kawasan Eropa, Arab, dan Cina. Mereka takjub luar biasa, salah satunya adalah Gedung Singa yang menjadi perhatian beliau,” kata Wali Kota Eri, Selasa (30/7/2024).

Alasan Gedung Singa menarik perhatian Dubes Belanda, sebab Gedung Singa tersebut dirancang oleh tiga arsitek asal Belanda. Apalagi gedung tersebut telah tercatat dalam bagunan cagar budaya. 

“Gedung Singa saat ini masuk dalam pengelolaan Jiwasraya (BUMN),” jelas Mantan Bappeko Surabaya ini.

Kedua adalah menyasar Makam Peneleh Surabaya. Di sana, juga dimakamkan Walikota pertama di Surabaya yang berasal dari Belanda. 

“Kami sedang revitalisasi Makam Peneleh dengan Bu Petra (Belanda), juga dengan Begandring Soerabaia. Belanda memberikan bantuan (data) siapa saja yang dimakamkan di sana, dan juga anggaran yang bekerjasama dengan Begandring dan Pemkot Surabaya, sehingga bisa menjadi living library,” ujar dia.

Nantinya, Kedubes Belanda akan melakukannya kerjasama dengan Pemkot Surabaya terkait pengambangan Kota Lama dan Makam Peneleh. Sehingga, dua kawasan bersejarah itu akan semakin banyak pengunjung.

“Ketika sudah terkoneksi semua, bisa mendatangkan turis, ekonomi kita akan bergerak. Itu yang akan kita dikerjasamakan dengan Belanda nanti. Ada juga di bidang ekonomi, maupun maritim, dan ada banyak hal,” ujar dia.

Selain wisata, kerjasama juga terkait dengan pengelolaan air di Kota Pahlawan. Pengelolaan air merupakan cara bagaimana sungai di Surabaya menjadi bersih. Selain itu, Eri ingin memanfaatkan air sungai dengan menyediakan transportasi air. 

“Seperti yang saya sampaikan saat menjadi Kepala Bappeko (Bappeda Litbang), maka salah satu alternatif itu adalah transportasi air, sudah ada kajiannya. InsyaAllah juga akan dibantu Belanda nanti, karena di sana (Belanda) ada taxi air, mungkin itu bisa dilakukan di Surabaya,” terangnya.

Sementara itu, Dubes Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns menyampaikan, Surabaya merupakan kota penting dalam hubungan kerjasama di bidang ekonomi, maritim, hingga pengelolaan sampah.

“Kami membahas tata kota dan tata ruang di Surabaya, serta cagar budaya dalam bidang heritage atau warisan sejarah. Teruma kesuksesan Pemkot Surabaya yang telah meresmikan Kota Lama, itu sangat menarik, khususnya bagi orang Belanda,” kata Lambert Grijns.

Menurut Lambert Grijns, alasan Kota Lama Surabaya sangat menarik bagi Belanda karena Pemkot Surabaya telah melakukan investasi melalui renovasi dan revitalisasi di kawasan Eropa, Cina, dan Arab. “Itu merupakan salah satu contoh buat kota-kota di dunia, bagaimana bisa revitalisasi Kota Lama seperti ini,” terangnya.

Lambert Grijns mengaku bahwa ada dua contoh kerjasama dalam pengembangan wisata heritage yang telah dibahas dengan Eri beserta jajarannya. Yakni, menyasar Gedung Singa di dekat Jembatan Merah Surabaya dan Makam Peneleh Surabaya.

“Makam Peneleh melibatkan ahli Belanda bersama dengan komunitas sejarah Begandring Soerabaia, mau membuat living library untuk menceritakan sejarah makam itu. Dan Gedung Singa di dekat Jembatan Merah yang sekarang sudah direnovasi Pemkot Surabaya,” pungkasnya.

Share
Topics
Editorial Team
Khusnul Hasana
EditorKhusnul Hasana
Follow Us