Dindik Jatim Pastikan Pelajar Terlibat Kerusuhan Dapat Pembinaan

- Pelajar terlibat kerusuhan akan mendapat pembinaan serius dari sekolah dan orang tua.
- Dinas Pendidikan mewajibkan guru dan wali kelas memastikan siswa berada di rumah selama pembelajaran daring.
- Pihak kepolisian akan memberikan pembinaan kepada pelajar yang terbukti ikut aksi, sanksi disesuaikan dengan tingkat keterlibatan.
Surabaya, IDN Times – Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, mengakui adanya pelajar SMA/SMK yang terjaring aparat kepolisian saat demonstrasi besar-besaran berujung ricuh di beberapa daerah di Jawa Timur. Ia menegaskan, para pelajar yang terlibat akan mendapat pembinaan serius, baik dari sekolah maupun orang tua, demi mencegah keterlibatan lebih jauh dalam aksi serupa.
"Kan sudah ada, Polda sudah menyampaikan, Polrestabes juga sudah menyampaikan,” ujar Aries, Rabu (3/9/2025).
Untuk mencegah pelajar terlibat dalam aktivitas yang tidak diinginkan, Dinas Pendidikan mewajibkan guru dan wali kelas memastikan siswa benar-benar berada di rumah selama pembelajaran daring.
“Memang pada waktu rapat dengan seluruh kepala cabang dinas di 38 kabupaten/kota, kami minta agar anak-anak yang melaksanakan kegiatan daring berada di rumah masing-masing. Oleh sebab itu, wali kelas meminta siswa sharelock lokasi dan didampingi orang tua. Harapannya mereka bisa fokus belajar dan ujian di rumah, dengan pengawasan wali kelas,” terang Aries.
Selain itu, Dinas Pendidikan telah mengeluarkan edaran tegas agar pelajar tidak terlibat dalam demonstrasi, terlebih jika berpotensi berujung anarkis. “Di surat edaran masing-masing cabang dinas sudah jelas, mereka tidak boleh terlibat secara langsung dalam demonstrasi, apalagi aksi anarkis. Wali kelas, kepala sekolah, dan cabang dinas wajib melakukan pemantauan secara langsung,” kata Aries.
Jika ada pelajar yang terbukti ikut aksi, sanksinya akan disesuaikan dengan tingkat keterlibatan. “Kalau ada, kita akan memberikan pembinaan, tergantung berat atau tidaknya. Sementara ini yang dilakukan pihak kepolisian masih berupa pembinaan, dipanggil orang tua, dipanggil kepala sekolah. Nanti kalau ada unsur pidana, kami akan koordinasi dengan pihak keamanan,” terangnya.
Aries menambahkan, pihaknya akan memperkuat komunikasi dengan cabang dinas, kepala sekolah, dan orang tua untuk memastikan pelajar tetap fokus pada pendidikan, bukan aksi massa. Baginya, masa depan generasi muda lebih penting dijaga daripada terseret dalam konflik yang berpotensi merusak diri sendiri.
Sementara terkait kegiatan belajar mrngajar di sekolah, Aries menyebut, sesuai arahan Gubernur Jawa Timur, pihaknya terus memantau situasi di 38 kabupaten/kota untuk memastikan kelancaran proses pembelajaran di tingkat SMA, SMK, dan SLB. Tidak semua wilayah menjalankan pembelajaran daring, sebab mekanisme disesuaikan dengan kondisi keamanan daerah masing-masing.
“Khusus untuk Surabaya, Gresik, Sidoarjo, mulai 1 September kemarin kita sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui daring. Namun kalau kondusivitasnya cukup aman dan terkendali, maka kami harapkan untuk masing-masing cabang dinas melaksanakan kegiatan normal, yaitu di sekolah masing-masing,” pungkasnya.