Demo di DPRD Magetan, Mahasiswa Sindir Mobil Dinas Baru untuk Pejabat

- Rakyat butuh infrastruktur layakMahasiswa menilai kebijakan mobil dinas itu kontradiktif dengan jargon efisiensi dan reformasi birokrasi yang selama ini digembar-gemborkan.
- Tuntutan “Multitarget”: DPRD, DPR RI, hingga PolresAksi mahasiswa tak berhenti di halaman DPRD. Mereka sekalian “borong tuntutan” untuk berbagai institusi.
- Wakil Bupati: Mobil sudah tuaWakil Bupati Magetan, Suyatni Prihasmoro, mencoba meredam. Ia mengatakan mobil dinas lama sudah uzur, “keluaran 2010–2014.”
Magetan, IDN Times – Lebih dari 100 mahasiswa dari BEM STAIM Maarif Magetan dan PMII Magetan memenuhi depan Gedung DPRD Kabupaten Magetan, Senin (1/9/2025). Mereka membawa poster besar bertuliskan “Rakyat Magetan Bersuara”, lengkap dengan orasi yang menyentil kebijakan pengadaan mobil dinas baru.
Dalam 100 hari pertama pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Magetan, alih-alih mengejutkan publik dengan program inovatif, justru mobil baru yang lebih dulu hadir. “Semangat efisiensi anggaran itu ternyata tidak berlaku untuk kursi empuk dan pendingin kabin,” sindir Ketua PMII Magetan, Lukman Hakim, dihadapan Wakil Bupati, Ketua DPRD, Kapolres Dandim hingga Kejaksaan.
1. Rakyat butuh infrastruktur layak

Mahasiswa menilai kebijakan mobil dinas itu kontradiktif dengan jargon efisiensi dan reformasi birokrasi yang selama ini digembar-gemborkan. Mereka menuntut pemerintah lebih fokus pada transparansi APBD, perbaikan infrastruktur yang bolong di mana-mana, hingga digitalisasi layanan publik alih-alih sekadar memoles garasi.
2. Tuntutan “Multitarget”: DPRD, DPR RI, hingga Polres

Aksi mahasiswa tak berhenti di halaman DPRD. Mereka sekalian “borong tuntutan” untuk berbagai institusi:
DPRD Magetan diminta lebih galak mengawasi pemerintah, bukan hanya galak saat rapat internal. DPR RI didesak segera mengesahkan RUU Perampasan Aset, menurunkan harga kebutuhan pokok, dan melawan oligarki.
Pemkab Magetan ditekan agar serius soal transparansi dan pembangunan, bukan sekadar pamer mobil baru. Polres Magetan diingatkan agar menjaga keamanan massa aksi, jangan sampai ikut-ikutan hobi represif seperti di layar televisi.
3. Wakil Bupati: Mobil sudah tua

Wakil Bupati Magetan, Suyatni Prihasmoro, mencoba meredam. Ia mengatakan mobil dinas lama sudah uzur, “keluaran 2010–2014.” Menurutnya, menyewa justru lebih mahal daripada membeli.
“Ini perencanaan lama, sebelum kami dilantik. Jadi jangan dikira tiba-tiba muncul begitu saja,” ujarnya, seolah ingin menegaskan bahwa warisan masa lalu juga bisa dipakai sebagai alasan masa kini.
Ia menambahkan, soal transparansi sudah bisa dicek publik melalui aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD). “Jadi tidak ada yang ditutup-tutupi,” katanya. Meski begitu, sebagian mahasiswa tampak masih sulit percaya mungkin karena aplikasi tidak bisa menambal jalan berlubang atau menahan harga beras yang naik.