Demo Tagih Janji Bupati, Mahasiswa dan Polisi Nyaris Bentrok

Bojonegoro, IDN Times- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bojonegoro nyaris ricuh dengan polisi saat menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Pemkab Bojonegoro, Rabu (19/6).
Kericuhan itu terjadi saat mereka mencoba menerobos pintu masuk kantor bupati yang dijaga oleh petugas. Dalam aksinya, puluhan mahasiswa menagih janji Bupati Ana Muawanah pada masa kampanye. "Di mana saat itu ia menjanjikan akan memberikan bantuan kepada para petani," kata Ketua PMII Cabang Bojonegoro, Nurhayan.
1. Bupati janjikan bantuan Rp10 juta bagi para petani

Namun, ia melanjutkan, setelah terpilih Ana Muawanah dan wakilnya Budi Irawanto tak kunjung merealisasikan program yang sebelumnya sudah digembar-gemborkan pada masa kampanye. Program yang dimaksud yakni bantuan uang senilai Rp10 juta bagi para petani. Saat itu, Nurhayan mengatakan mereka bahkan memberi satu syarat kepada para petani agar bergabung kelompok tani yang dibuktikan dengan Kartu Petani Mandiri (KPM).
2. Mahasiswa juga meminta bupati merevisi Perbup

Selain itu, mereka juga meminta bupati agar merevisi Perbub no 48 tahun 2018, pasal 5 dan 7, tentang Pertanian yang memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada Dinas Pertanian untuk menertibkan KPM dan penjelasan program asuransi gagal panen. "Hingga hari ini setelah terpilih programnya tidak jelas dari jumlah 1,540 petani hanya 137 petani saja yang dapat dan sisanya masih belum mendapatkan," katanya.
3. Masih banyak persoalan yang dihadapi oleh para petani

Program yang seharusnya digadang-gadang mampu menjawab persoalan petani, hingga kinipun masih tabu alias tidak jelas. Bahkan, para petani di Bojonegoro kerap diterpa berbagai permasalahan, seperti ancaman gagal panen karena kekeringan, serangan hama tikus dan mahalnya harga pupuk dan obat-obatan.
4. Mahasiswa kecewa tidak ditemui bupati dan wakilnya

Demo itu nyaris ricuh tersebut karena bupati dan wakilnya tak menemui para mahasiswa. Bupati sendiri beralasan masih berada di Inggris. Sedangkan Wakilnya diketahui tidak ada di kantor dengan alasan yang tidak jelas. Mahasiswa pun akhirnya kembali pulang. "Kami sangat kecewa kepada bupati dan wakilnya. Kami akan datang demo dengan masa yang lebih besar," pungkasnya.