Surabaya, IDN Times - Terdakwa pencemaran nama baik klinik L'Viors, Stella Monica Hendrawa mengaku tidak terima dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Diketahui, ia dituntut 1 tahun penjara dalam sidang tuntutan yang dipimpin hakim ketua, Imam Supriyadi di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (21/10/2021).
"Gak adil kalau tuntutan 1 tahun, jadi ya semoga nanti bisa menilai, masak iya, konsumen yang dapat pengalaman jelek sesuai fakta malah dituntut 1 tahun penjara," ujarnya usai sidang.
Dalam kasus ini, Stella sebenarnya tidak ada niatan mencemarkan nama baik L'Viors. Ia hanya mencurahkan keluhannya saja karena tumbuh banyak jerawat usai memakai produk klinik tersebut. Ketika pihak klinik tidak terima, Stella menyebut L'Viors juga tidak mau berdamai secara kekeluargaan.
"Tidak ada (perdamaian). Jadi langsung disomasi sama pihak klinik," katanya.
Setelah tak menemui jalan keluar, pihak kepolisian dari Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim pun langsung menjemput Stella. Di situ, dia sempat meminta bantuan ke polisi dan menjelaskan kronologinya. Namun, hasilnya tetap nol. Kasus ini berlanjut ke ranah hukum.
"Saya sudah ngomong ke polisi minta bantuan tapi gak ada perdaiman sama sekali bahkan klinik minta dilanjutkan ke meja hijau," ungkapnya.
Stella pun menyayangkan upaya dari klinik. Bukannya membantu konsumen, justru menyeretnya ke meja hijau. Stella menyebut kalau tak hanya dirinya yang mengalami banyak jerawat hingga radang di wajah ketika memakai produk tersebut.
"Ya jerawatnya makin parah sampai radang. Satu muka radang semua, gak pindah klinik cuma konsul aja, kenapa penyebabnya. Ya dokter menjelaskan ini ini sesuai yang saya posting, itu aja," jelasnya.
'Saya rasa kalau sampai postingan saya keluar, ya gak cuma saya yang ngomong, biarkan orang-orang yang menilai," dia menambahkan. Stella sendiri curhat di Instagram pada Desember 2019 lalu. "Saya 7 bulan itu hampir Rp30 juta. Sejak Januari saya datang konsultasi, Mulai perawatan Februari," pungkas dia.