54 Siswa di Ngawi Diduga Keracunan, 12 Masih Dirawat di Puskesmas

- Penanganan cepat dari Dinkes NgawiKepala Dinkes Ngawi, Heri Nur Fahrudin, memastikan penanganan darurat bagi 54 siswa yang diduga keracunan makanan.
- Penyebab masih diselidikiDinkes telah mengambil sampel muntahan siswa dan sisa makanan untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium provinsi.
- Ditanggung Pemkab NgawiPemkab Ngawi menjamin seluruh biaya perawatan siswa ditanggung penuh oleh pemerintah setempat.
Ngawi, IDN Times – Puluhan siswa di Kabupaten Ngawi mengalami gejala sakit perut, mual, hingga pusing usai diduga keracunan makanan. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi menyebutkan, ada 54 siswa yang terdampak, terdiri dari 53 siswa SMKN 1 Sine dan 1 siswa SMP Muhammadiyah 4 Ngawi.
Hingga Kamis pagi (2/10/2025), sebanyak 12 siswa masih menjalani observasi di sejumlah fasilitas kesehatan, sementara sisanya sudah diperbolehkan pulang meski dalam kondisi lemas.
1. Penanganan cepat dari Dinkes Ngawi

Kepala Dinkes Ngawi, Heri Nur Fahrudin, mengatakan langkah awal yang diambil pihaknya adalah memastikan penanganan darurat.
“Yang utama bagi kami adalah penanganan kegawatdaruratan. Anak-anak yang mengeluh sakit perut, mual, dan pusing langsung kita tangani agar tidak berkembang ke kondisi yang lebih serius,” jelasnya.
Para siswa tersebut mendapat penanganan medis di Puskesmas Ngrambe, Puskesmas Tambakboyo, serta Klinik Aisyiyah Ngawi.
2. Penyebab masih diselidiki

Untuk menelusuri sumber keracunan, Dinkes telah mengambil sampel muntahan siswa dan sisa makanan yang dikonsumsi sehari sebelumnya. Semua sampel sudah dikirim ke laboratorium provinsi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Kita masih menunggu hasil uji laboratorium. Dari situ nanti bisa diketahui penyebab pastinya,” kata Heri.
3. Ditanggung Pemkab Ngawi

Heri memastikan, seluruh biaya perawatan siswa ditanggung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi.
“Kasus seperti ini memang menjadi tanggung jawab Pemkab. Kami berupaya agar anak-anak bisa segera pulih dan kembali beraktivitas belajar,” tegasnya.
Gejala yang dialami siswa mayoritas berupa sakit perut dan mual. Menurut Heri, kondisi tersebut bisa terjadi pada siapapun, terutama di musim pancaroba.
“Bisa jadi karena intoleransi makanan, bisa juga karena daya tahan tubuh yang menurun. Ini akan lebih jelas setelah hasil lab keluar,” pungkasnya.