1 Tahun Prabowo Presiden, Elektabilitas Gerindra Geser PKB di Jatim

- Gerindra menggeser PKB sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi di Jatim, naik drastis setahun setelah Prabowo menjadi presiden.
- Lonjakan elektabilitas Gerindra dipengaruhi oleh kepuasan publik terhadap kinerja Prabowo, serta soliditas DPD Gerindra Jatim dan kinerja legislator.
- Golkar dan Demokrat juga mencatat kenaikan signifikan, sementara NasDem mengalami penurunan tajam dan PPP masih terpuruk akibat konflik internal.
Surabaya, IDN Times - Setahun setelah Presiden Prabowo Subianto memimpin Indonesia, peta politik di Jawa Timur mengalami pergeseran signifikan. Hasil survei terbaru Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) menunjukkan Partai Gerindra kini menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi di Jatim, menyalip PKB.
“Terakhir kami survei pada awal 2024, Gerindra masih di posisi ketiga. Tapi setahun setelah Prabowo menjabat presiden, elektabilitas Gerindra di Jawa Timur naik drastis dan kini menempati posisi pertama,” ujar Direktur ARCI Baihaki Sirajt, di Surabaya, Selasa (21/10/2025).
Dalam survei tersebut, Gerindra mencatat elektabilitas 16,5 persen, disusul PKB 15,6 persen, PDIP 14,1 persen, Golkar 13,8 persen, Demokrat 12,5 persen, PKS 6,3 persen, NasDem 5,3 persen, PAN 4,1 persen, PSI 3,2 persen, dan PPP 1,4 persen. Sebanyak 2,5 persen responden memilih partai lain, sedangkan 4,7 persen tidak menjawab.
Baihaki menjelaskan lonjakan Gerindra di Jatim sangat dipengaruhi oleh “coattail effect” Prabowo, di mana kepuasan publik terhadap kinerja presiden berimbas langsung pada partai pengusungnya. “Kepuasan warga Jatim terhadap kinerja Prabowo mencapai 82,2 persen. Efek ini linier dengan kenaikan Gerindra, sama seperti yang pernah terjadi pada Demokrat di era SBY tahun 2009 dan PDIP di era Jokowi pada 2019,” paparnya.
Ia juga menilai, soliditas DPD Gerindra Jatim dan kinerja para legislator di semua tingkatan turut memperkuat citra partai di mata publik. “Sebanyak 80 persen responden tahu dan menilai positif kinerja legislator Gerindra. Mereka aktif menjalankan program prioritas Presiden Prabowo di Jatim dan rutin turun ke masyarakat,” jelas Baihaki.
Selain Gerindra, Partai Golkar dan Partai Demokrat juga mencatat kenaikan signifikan. Baihaki menilai, popularitas Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Golkar sekaligus Menteri ESDM ikut mendongkrak elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu. “Golkar tetap eksis dengan berbagai kegiatan dan program pro-rakyat. Nama Bahlil yang dikenal luas di Jatim turut memperkuat citra partai,” katanya.
Sementara itu, Partai Demokrat disebut mengalami lonjakan elektabilitas berkat kombinasi dua faktor utama: kinerja Menko Infrastruktur AHY dan popularitas Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak. “Kepuasan publik terhadap AHY cukup tinggi, dan di Jatim efeknya terasa. Emil punya popularitas 98 persen, dengan tingkat kesukaan mencapai 84 persen. Ini memberi coattail effect yang besar ke Demokrat,” ujarnya.
Baihaki juga menyebut Demokrat semakin agresif menggerakkan mesin partai melalui kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat. “Demokrat sekarang cukup aktif, mereka tidak hanya hadir di level elite tapi juga menyentuh masyarakat bawah. Ini yang membuat lonjakan elektabilitasnya cukup signifikan,” imbuhnya.
Namun, tak semua partai menikmati tren positif. NasDem justru mengalami penurunan tajam, terutama karena minimnya aktivitas kader di lapangan dan isu pergeseran kader ke PSI. “NasDem kehilangan tenaga di basis karena banyak tokoh berpindah ke partai lain,” ujar Baihaki.
Sementara PPP disebut masih terpuruk akibat konflik internal dan isu negatif yang belum tuntas. “PPP memang sudah menyelesaikan dualisme, tapi belum berhasil memulihkan kepercayaan publik,” pungkasnya.
Survei ARCI dilakukan di 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur pada 7–17 Oktober 2025 menggunakan metode stratified multistage random sampling terhadap 1.200 responden, dengan margin of error ±2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.