Akad Massal 800.000 Debitur KUR, Realisis Capai Rp217,20

- 800.000 debitur KUR lakukan akad massal di Dyandra Convention Center, Surabaya.
- Realisasi KUR hingga 17 Oktober 2025 mencapai Rp217,20 triliun atau 76,86 persen dari target tahun 2025.
- KUR berhasil menaikkan kelas 926.742 debitur dan menyalurkan kepada 2,34 juta debitur baru dalam sembilan bulan pertama tahun 2025.
Surabaya, IDN Times - Sebanyak 800.000 debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) di seluruh Indonesia melaksanakan akad massal, Selasa (21/10/2025). Akad massal yang digelar terpusat di Dyandra Convention Center, Surabaya itu sekaligus peluncuran Kredit Program Perumahan (KPP).
Sebanyak 2.000 debitur secara luring di Surabaya, yang menjadi representasi dari ratusan ribu pelaku UMKM, petani, nelayan, dan pengusaha perumahan yang hadir di masing-masing provinsi. Setiap provinsi menyelenggarakan acara dengan kehadiran setidaknya 1.000 debitur secara luring, menciptakan euforia kebersamaan dari Sabang sampai Merauke dalam satu waktu yang sama.
"Hari ini di tempat ini sebanyak 1.940 debitur, berdiri dari kur reguler 1.800 oleh BRI, Mandiri, BNI, BTN, BSI, dan Bank Jatim. Kemudian KUR pekerja migran, itu 40 debitur dari seluruh debitur KUR pekerja migran," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekomian, Airlangga Hartanto.
Hingga 17 Oktober 2025, realisasi KUR mencapai Rp217,20 triliun atau 76,86 persen dari target tahun 2025, menjangkau 3,69 juta debitur dengan tingkat kredit bermasalah yang sangat terjaga di angka 2,28 persen, jauh lebih baik dari NPL Kredit UMKM secara nasional di level 4,55 persen.
Sebanyak 926.742 debitur yang berhsail naik kelas. Selain itu, dalam sembilan bulan pertama tahun 2025, Pemerintah berhasil menyalurkan KUR kepada 2,34 juta debitur baru.
Berdasarkan riset BRIN, setiap tahunnya KUR dapat mendorong penyerapan sekitar 12,8 juta tenaga kerja, yang menunjukkan bahwa setiap satu debitur KUR berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja rata-rata tiga orang.
Selain itu, Komitmen Presiden RI Prabowo Subianto terhadap Asta Cita ke-2 tentang kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, terbukti nyata dari alokasi Rp85,76 triliun atau sekitar 39,49 persen dari realisasi KUR nasional untuk sektor pertanian dan perikanan. KUR sebesar Rp8,33 triliun telah disalurkan kepada 162.736 petani dan nelayan, memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional.
Selain KUR, pemerintah juga menyiapkan ekosistem pembiayaan produktif lainnya. Tahun 2025, plafon kredit program yang siap disalurkan mencapai Rp300,77 triliun, terdiri atas KUR sebesar Rp282,57 triliun, Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian Rp199,42 miliar, Kredit Industri Padat Karya Rp754 miliar, dan Kredit Program Perumahan Rp17,25 triliun.
Peluncuran Kredit Program Perumahan menjadi milestone penting untuk mencapai target pembangunan 3 juta rumah per tahun. Skema pembiayaan ini mendukung sisi supply dan demand dengan target penyaluran hingga Rp130 triliun.
"Sekali lagi saya berterima kasih kepada semua pihak, semua bank dan lembaga penyalur, penjamin, Pemerintah Daerah, dan dengan kerjasama dari banyak pihak, saya harapkan kegiatan ini bisa menjadi semangat untuk terus memajukan program-program di usaha-usaha produktif di masa mendatang,” tutup Menko Airlangga.
Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Maman Abdurahman mengatakan, 3,5 juta debitur melalui program KUR masing-masing entitas UMKM menyerap tenaga kerja kurang lebih 2-3 orang per entitas usaha. Artinya, program KUR bisa menyerap 7-9,5 pekerja.
"Artinya, kalau kita asumsikan bahwa per satu sektor usaha itu kurang lebih menyerap 2-3 orang, berarti total kurang lebih ada sekitar 7-9,5 juta pekerja yang terserap melalui program KUR ini," ungkap dia.
Di sisi lain, pihaknya menyadari masih banyak catatan dalam proses pendistribusian KUR. Ia berharap, kepala daerah turut serta terlibat dalam perluasan program KUR.
"Tentunya pada saat semakin besar masyarakat yang terlibat, tentunya akan mendorong efek ekonomi yang positif. Dan Alhamdulillah melalui berkat arahan dari Pak Presiden kepada kami dan juga Ketua Komite Ekonomi, hari ini pertama kali kita mencapai sejarah, yaitu di era Pak Prabowo bahwa alokasi KUR di sektor produksi pertama kali mencapai angka 60 persen yang selama ini belum pernah tercapai," pungkas dia.