Madiun, IDN Times - Perseteruan antara Kasatlantas Polres Madiun Kota, AKP Dwi Jatmiko dengan Jumali, jurnalis di Madiun akhirnya berakhir damai. Dwi akhirnya menyalami Jumali yang sebelumnya dilaporkan karena dituduh melecehkan istrinya. Keduanya saling memaafkan di hadapan Kapolres Madiun Kota AKBP Suryono dan sejumlah rekan kerja Jumali atau jurnalis yang ngepos di Madiun.

"Hubungan yang selama ini sudah terjalin retak karena kesalahpahaman. Menurut saya, semua harus kembali bersatu sesuai dengan tupoksinya," ujar Suryono, Selasa (23/7/2022).

Suryono menegaskan, kedua belah pihak telah sepakat damai dan saling memaafkan. Perseteruan yang sempat terjadi pun dipastikan tidak akan diungkit. Sementara itu, Dwi Jatmiko bersykur bahwa permasalahan yang sempat muncul antara dirinya dengan Jumali dapat berakhir damai.

"Ke depan, kami akan menjaga hubungan yang baik," ujar dia. Adapun Jumali menyatakan bahwa dirinya juga tidak akan mempermasalahkan sesuatu yang sempat memicu keributan antara jurnalis dengan polisi. "Sudah berakhir damai," ujar dia.

Permasalahan antara Jumali dengan Jumali bermula usai upacara bendera Hari Kemerdekaan Ke-77 di Alun - Alun Kota Madiun, Rabu (17/8/2022). Kala itu, Jumali tengah melakukan peliputan rampung mewawancarai Wali kota. Ia dan sejumlah jurnalis lain hendak meninggalkan alun-alun. Namun, ia tersandung dan kehilangan keseimbangan.

Secara spontan, ia mencari pegangan sebuah pilar untuk dekorasi. Karena konstruksinya tidak permanen, maka Jumali hampir terjatuh. Ia berusaha mencari pegangan lain. Saat itulah tak sengaja ia menyentuh bagian tubuh seorang perempuan yang tidak lain adalah istri Kasatlantas Polres Madiun Kota.

Jumali kaget. Seketika, ia meminta maaf. Namun, ternyata permasalahan makin meruncing saat ia bertemu di Mapolres Madiun Kota. Dwi bahkan sempat melaporkan Jumali. Video perseteruan antara AKP Dwi Jatmiko dan istrinya dengan Jumali serta sejumlah jurnalis sempat viral di media sosial.

Baca Juga: Jurnalis Dituduh Lecehkan Istri Kasatlantas, Ini Kesaksian Saksi Mata