Keluarkan Gas Beracun, Kawah Ijen Ditutup hingga Radius 1 Km 

Gas beracun sangat berbahaya bila terhirup manusia

Banyuwangi, IDN Times - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V memutuskan untuk menutup sementara pendakian ke Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen akibat terdeteksi sebaran gelembung gas beracun (CO). Sebaran tersebut membuat TWA Gunung Ijen ditutup hingga radius 1 Kilometer dari sumber gelembung gas, Kawah Ijen.

1. Pengunjung dilarang mendekati Kawah Ijen

Keluarkan Gas Beracun, Kawah Ijen Ditutup hingga Radius 1 Km IDN Times/Istimewa

Sebaran gelembung gas beracun CO terdeteksi sejak pukul 05.00 WIB dan pukul 09.00 WIB sejak Selasa (14/5). Untuk mengantisipasi jatuhnya korban, wisatawan diimbau untuk tidak turun ke kawah saat sampai di puncak Ijen.

"Untuk antisipasi gas beracun, kami mengimbau pengunjung untuk tidak
turun ke dasar kawah. Batas kunjungan itu 1 kilometer dari dasar kawah," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V, Sumpena Rabu (15/5).

2. Terus melakukan pemantauan

Keluarkan Gas Beracun, Kawah Ijen Ditutup hingga Radius 1 Km IDN Times/Reza Iqbal

 

Pihak BKSDA terus melakukan pemantauan munculnya gelembung CO di Gunung Ijen hingga batas aman kembali didekati pengunjung.

"Kemunculan gelembung dideteksi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG)," katanya.

Baca Juga: Jatuh di Kawasan Tambang Belerang Ijen, Pemandu Wisata Tewas

3. Memasang pengumuman di lokasi

Keluarkan Gas Beracun, Kawah Ijen Ditutup hingga Radius 1 Km IDN Times/Reza Iqbal

 

BKSDA kemudian telah memasang papan informasi di pintu masuk sepanjang jalur pendakian dan di puncak Ijen.Pemberitahuan kepada pengunjung juga disampaikan melalui
pengumuman suara.

Khusus para penambang belerang di Kawah Ijen, tetap beraktivitas seperti biasa. Sumpena menilai, aktivitas tersebut tidak bisa ditiru oleh masyarakat awam, sebab sangat berbahaya.

Penambang belerang dinilai sangat memahami kondisi kawah karena telah lama bekerja di sana. Meski demikian, BKSDA berupaya menginformasikan kondisi terbaru kawah kepada penambang.

"Penambang harian sangat mengenali kondisi melalui perubahan aroma belerang, gelembung, perubahan permukaan air kawah, mereka saat ini tetap beraktivitas di bawah (dasar kawah)," kata Sumpena lagi.

4. Gelembung muncul secara alamiah

Keluarkan Gas Beracun, Kawah Ijen Ditutup hingga Radius 1 Km IDN Times/Reza Iqbal

 

Sumpena melanjutkan, gelembung di Kawah Ijen muncul karena suhu di dalam
kawah yang panas bertemu suhu permukaan yang dingin, sehingga gas naik ke permukaan. Fenomena alam itu terjadi setiap tahun setelah musim hujan di bulan Februari atau Maret.

"Tahun-tahun sebelumnya muncul di penghujung musim hujan, Februari -
Maret, tahun lalu Maret. Tahun ini baru muncul di awal Mei," jelasnya.

Baca Juga: Jatuh di Kawasan Tambang Belerang Ijen, Pemandu Wisata Tewas

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya