Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Realisasi APBN Jatim 78 Persen hingga November 2025

Ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Kinerja ekonomi Jatim hingga November 2025 tetap penopang utama ekonomi nasional, dengan PDRB mencapai Rp867,39 triliun.
  • Inflasi Jawa Timur pada November 2025 terjaga pada level 2,63 persen secara tahunan, dipicu oleh kenaikan harga kelompok makanan dan minuman.
  • Nilai ekspor Jatim turun 26,98 persen menjadi USD2,43 miliar, sementara realisasi pendapatan negara mencapai 78,53 persen dari target.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat kinerja ekonomi dan pelaksanaan APBN di Jawa Timur (Jatim) hingga 30 November 2025 tetap penopang utama ekonomi nasional. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jarim pada triwulan III 2025 tercatat mencapai Rp867,39 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB), atau berkontribusi sebesar 14,54 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang mencapai Rp6.060 triliun.

“Kontribusi ini menegaskan posisi Jawa Timur sebagai salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jatim, Saiful Islam, Senin (22/12/2025).

Dari sisi stabilitas harga, inflasi Jawa Timur pada November 2025 terjaga pada level 2,63 persen secara tahunan (year on year/yoy), 0,17 persen secara bulanan (month to month/mtm), dan 2,16 persen secara tahun berjalan (year to date/ytd).

Inflasi bulanan terutama dipicu oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,30 persen. Namun, ketersediaan bahan pangan strategis seperti beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras dinilai mampu menahan lonjakan harga lebih tinggi.

Sementara itu, kinerja perdagangan luar negeri Jatim pada Oktober 2025 mengalami tekanan. Nilai ekspor tercatat sebesar USD2,43 miliar, turun 26,98 persen dibandingkan September 2025. Di sisi lain, impor justru meningkat 9,94 persen menjadi USD2,66 miliar. Kondisi ini menyebabkan neraca perdagangan Jawa Timur defisit sebesar USD0,23 miliar.

“Penurunan ekspor dipengaruhi oleh kontraksi sektor migas maupun nonmigas, sementara kenaikan impor didorong meningkatnya permintaan barang modal seperti mesin dan peralatan mekanis,” jelas Saiful.

Dari sisi fiskal, realisasi pendapatan negara di Jawa Timur hingga November 2025 mencapai Rp223,58 triliun atau 78,53 persen dari target sebesar Rp284,72 triliun. Penerimaan perpajakan terealisasi Rp215,64 triliun atau 77,22 persen dari target, sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) justru melampaui target dengan capaian Rp7,95 triliun atau 144,98 persen dari target Rp5,48 triliun.

Penerimaan perpajakan tersebut berasal dari penerimaan pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak sebesar Rp93,94 triliun atau 73,12 persen dari target, serta penerimaan kepabeanan dan cukai oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebesar Rp121,69 triliun atau 80,72 persen dari target.

Di sisi belanja, realisasi belanja negara di Jawa Timur mencapai Rp114,14 triliun atau 89,31 persen dari pagu. Belanja tersebut terdiri atas belanja kementerian/lembaga sebesar Rp36,63 triliun dan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp77,51 triliun.

Saiful menegaskan, kinerja APBN di Jawa Timur terus diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendukung pertumbuhan, serta melindungi masyarakat melalui belanja yang tepat sasaran. “APBN akan terus kami optimalkan sebagai instrumen shock absorber sekaligus penggerak ekonomi daerah,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Banjir Bandang: 9 Desa Aceh dan Sumatra Hilang, Kemendes Buka Donasi

22 Des 2025, 20:28 WIBNews