Bedah Buku Reset Indonesia di Trenggalek, ASN Diajak Refleksi

- Buku Reset Indonesia bukan kritik terhadap kebijakan pemerintah
- Sepakat dengan konsep pembangunan ekonomi yang sejalan dengan kelestarian lingkungan
- Rekomendasikan pemerintah daerah gelar bedah buku Reset Indonesia
Trenggalek, IDN Times - Kegiatan bedah buku Reset Indonesia di Trenggalek berlangsung lancar. Kegiatan ini digelar di Amhitheater Hutan Kota Trenggalek dan diikuti oleh sejumlah lapisan masyarakat. Ratusan ASN bahkan diundang untuk mengikuti bedah buku ini. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin juga hadir dan menyimak paparan serta penjelasan isi buku dari empat penulis. Buku Reset Indonesia merupakan karya kolaborasi empat jurnalis lintas generasi, yakni Farid Gaban, Dandhy Laksono, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu.
1. Buku reset Indonesia bukan kritik terhadap kebijakan pemerintah

Bupati yang akrab disapa Mas Ipin ini menilai buku Reset Indonesia bukan merupakan kritik terhadap pemerintah. Tidak seperti yang ditakutkan banyak pihak, buku tersebut dinilai tidak mengkritisi kebijakan pemerintah pusat. Menurutnya, bedah buku ini justru menjadi ruang refleksi bagi pemerintah daerah, khususnya ASN, untuk mengkritisi diri sendiri.
“Yang paling bertanggung jawab membawa perubahan di Kabupaten Trenggalek salah satunya adalah pemerintahnya. Maka ASN kita ajak untuk membuka cakrawala dan berbenah ke arah yang lebih baik,” ujarnya, Senin (22/12/2025).
2. Sepakat dengan konsep pembangunan ekonomi yang sejalan dengan kelestarian lingkungan

Menurutnya kemampuan melakukan refleksi dan evaluasi diri menjadi kunci agar roda pemerintahan berjalan ke arah yang lebih adil dan berkelanjutan. Dari keseluruhan gagasan dalam buku tersebut, Mas Ipin mengaku paling sepakat dengan konsep pembangunan ekonomi yang sejalan dengan kelestarian lingkungan.
“Dari keseluruhan buku, saya paling setuju dengan gagasan bagaimana ekonomi yang baik itu harus sejalan dengan ekologi. Itu juga yang menjadi konsentrasi Trenggalek,” tuturnya.
3. Rekomendasikan pemerintah daerah gelar bedah buku Reset Indonesia

Meski demikian, Mas Ipin mengaku tidak sepenuhnya sepakat dengan seluruh gagasan dalam buku Reset Indonesia. Salah satunya terkait pandangan pemanfaatan air yang sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat. Menurutnya diperlukan pendekatan yang lebih realistis agar keadilan sosial tetap sejalan dengan keberlanjutan fiskal dan lingkungan. Mas Ipin juga merekomendasikan kegiatan bedah buku semacam ini untuk terus dilakukan, terutama bagi para pemegang amanah pemerintahan.
"Orang yang tidak maju adalah orang yang gagal mengkritik dirinya sendiri, atau dalam bahasa Islamnya gagal melakukan muhasabah,” pungkasnya.


















