5 Permainan Tradisional Khas yang Masih Lestari di Banyuwangi

Sudah mulai banyak ditinggalkan

Anak-anak di Kabupaten Banyuwangi masih melestarikan permainan tradisional di tengah tantangan teknologi digital. Permainan tradisional mengajarkan banyak hal, mulai dari kekompakan, kerja tim, rasa tanggung jawab, kejujuran, kesabaran dan banyak lagi.

Ada sejumlah permainan tradisional khas di Banyuwangi, khususnya yang masih dimainkan Anak-anak suku Using. Berikut 5 permainan tradisional khas Banyuwangi.

1. Kuartet

5 Permainan Tradisional Khas yang Masih Lestari di BanyuwangiAnak-anak sedang bermain kuartet/Dok SA Kampoeng Batara

Permainan Kartu Kuartet, mengajarkan Anak-anak untuk mengenal sejarah, kuliner, tempat wisata hingga jenis sayur-sayuran lewat kartu, nama binatang dan kesenian. Dari masing-masing kategori tema, terdapat empat gambar yang berisi nama dilengkapi gambar.

Cara bermainnya, kartu kuartet dikocok, lantas dibagikan ke masing-masing Anak. Tugasnya, masing-masing anak harus mencari seri yang dipilih hingga lengkap dengan cara menebak dan meminta kepada temannya.

"Jadi itu salah satu permainan tradisional asal Banyuwangi yang masih kami lestarikan. Permainan Kuartet mengajarkan anak lebih berani, harus memanggil nama temannya kalau mau meminta seri kartu," kata Pendiri Sekolah Adat Kampoeng Batara, Widie Nurmahmudy saat dihubungi, Selasa (14/6/2022).

2. Egrang Pecut

5 Permainan Tradisional Khas yang Masih Lestari di BanyuwangiAnak-anak bermain egrang pecut khas Banyuwangi. Dok SA Kampoeng Batara

Selanjutnya, ada permainan tradisional bernama Egrang Pecut. Prinsipnya sama seperti permainan egrang pada umumnya, yakni berjalan menggunakan kaki bambu.

Hanya saja, pada permainan egrang pecut, pemain harus lebih menjaga konsentrasi karena bagian kaki egrang akan dicambuk oleh lawan.

Widie mengatakan, permainan ini memang menguras tenaga dan konsentrasi sebab, pemain harus menjaga keseimbangan tubuh agar tidak jatuh.

"Pemain juga harus berjalan cepat supaya seimbang dan tidak jatuh, jika terjatuh akan terasa sakit. Ini sama halnya dengan kehidupan. Ketika kita sudah mengambil suatu keputusan, kita harus bertekad dan berkomitmen untuk menyelesaikannya dan tidak boleh ragu-ragu," paparnya.

3. Petheng Dudu

5 Permainan Tradisional Khas yang Masih Lestari di BanyuwangiAnak-anak di Banyuwangi sedang bermain Petheng Dudu. Dok SA Kampoeng Batara

Ketiga yakni permainan Petheng Dudu. Permainan ini juga berasal dari Banyuwangi. Tidak kalah menarik, permainan Petheng Dudu mengajarkan anak untuk menjaga konsentrasi dan strategi menata balok-balok kayu yang dibentuk tidak beraturan.

Permainannya, siapa yang paling tinggi menyusun balok-balok kayu dengan waktu tercepat maka dia menjadi pemenang.

Strategi menyusun Petheng Dudu memang tidak sembarangan. Dibutuhkan logika dengan menempatkan ukuran balok paling besar dibagian paling bawah sebagai pondasi.

Pemain akan menyusun balok kayu tersebut hingga 6-7 petheng dudu.

"Kalau permainan Petheng Dudu juga dari Banyuwangi. Perajinnya namanya Pak Ibing," ujarnya.

Baca Juga: Memacu Adrenalin, Inilah 11 Wahana Permainan Paling Ekstrem di Dunia!

4. Ethek-ethekan

5 Permainan Tradisional Khas yang Masih Lestari di BanyuwangiAnak anak di Banyuwangi sedang bermain. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Permainan Ethek-ethekan juga jadi ciri khas di Banyuwangi, yang semakin ditinggalkan. Permainan ini memadukan dua bola yang diikat dengan benang. Pemain tunggal harus menjaga keseimbangan tangan agar bola bisa bergulir naik turun, dan menghasilkan bunyi thek-thek-thek.

"Kalau jaman dulu, saya masih pakai beluluk (bakal calon buah kelapa), yang diikat. Itu permainan lama. Sekarang sudah ada yang dari bahan plastik. Itu juga ada lagunya, dibawakan sama Danang, judulnya Ethek-ethekan" ujarnya.

5. Dakon

5 Permainan Tradisional Khas yang Masih Lestari di Banyuwangibaltyra.com


Permainan dakon memang sudah ada di berbagai daerah. Di Banyuwangi sendiri permainan dakon masih terus dimainkan Anak-anak.
Dakon terbuat dari papan kayu yang dibentuk memiliki 14 cekungan kecil dan 2 cekungan besar.

Cekungan-cekungan tersebut harus diisi masing-masing 7 biji dakon. Permainan ini hanya membutuhkan dua orang pemain.

Setelah 14 cekungan diisi masing-masing terisi, pemain akan bergantian mengambil biji tersebut lalu dipindahkan dari cekungan kecil ke cekungan kecil lainnya.

Kemudian menaruh biji di cekungan besar satu milik sendiri dan mengabaikan cekungan besar kedua milik lawan

"Kalau di Banyuwangi biji dakon bisa berasal dari kerikil, biji buah sawo, atau cangkang kerang kecil," kata Widie.

Sebenarnya, banyak lagi, tapi hanya cara atau metode memainkannya saja yang berbeda dengan daerah lain. Ada sejumlah permainan lain seperti Bedhil-bedilan dari bambu dan pelepasah pisang, permainan gasing bambu, engklek, gobak sodor dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Ada-ada Saja! Kue Tart Berisi Ponsel Ditemukan di Lapas Banyuwangi

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya