Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota Surabaya akan menggerakkan Pusat Pendampingan Keluarga (Puspaga) dan belajar bersama di Balai RW. Hal itu, untuk mencegah kekerasan pada anak di Kota Surabaya. Seperti yang diketahui, baru-baru ini terjadi kasus penganiyaan terhadap anak di Bulak Banteng Kidul, Surabaya. Korban masih berusia 6 tahun. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengaku prihatin dengan kasus itu. Apalagi kota Surabaya sedang mendaftar sebagai kota Layak Anak Dunia. "Aku prihatin banget orang tua kok tega ya sampai seperti itu," ujar Eri ditemui di ruangannya, Kamis (24/11/2022). 

Untuk mencegah kekerasan terhadap anak terjadi kembali, ia akan menggerakkan Puspaga di setiap Balai RW di Kota Surabaya. Sehingga, masyarakat kampung bisa saling menjaga agar tidak ada lagi kekerasan di keluarga termasuk kepada anak

"Yang jaga kampumg itu masyarakatnya bersama Pemerintah Kota," kata mantan Kepala Bapeko ini. 

Selain Puspaga, pihaknya juga akan mengadakan kegiatan belajar bersama di Balai RW. Hal itu agar anak-anak memiliki aktivitas yang positif, sehingga kekerasan bisa dicegah. 

"Mengkanya saya buat belajar bareng, ngaji bareng itu untuk menjaga anak-anak juga," ucap dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang ibu di Surabaya tega menganiayanya anaknya yang masih balita hingga tewas. Diketahui anak tersebut masih berusia 6 tahun. Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Arief Ryzki Wicaksana membenarkan kejadian itu. Peristiwa itu diketahui saat dirinya mendapat laporan soal anak balita yang meninggal terjatuh di kamar mandi pada Senin (21/11/2022).

Setelah dilakukan autopsi ternyata ada luka lebam. Diketahui anak tersebut dianiaya oleh ibunya sendiri dan temannya. Polisi pun menangkap kedua pelaku penganiayaan. Keduanya kini menjadi tahanan Polres Pelabuhan Tanjung Perak. 

Baca Juga: Anak Tewas di Tangan Ibunya, Hampir Setiap Hari Disiksa!