Pemkot Surabaya Terus Tingkatkan Tracing, Pernah Dapat 75 Kontak Erat

Kini rata-rata 50 orang di-tracing dari 1 kasus postif

Surabaya, IDN Times - Jumlah tes swab PCR yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memang sudah melampaui batas minimum yaitu satu dibanding seribu penduduk. Namun, epidemiolog mengingatkan bahwa tes yang banyak ini tak ada gunanya jika tidak disertai sasaran yang tepat yaitu melalui tracing. Namun, pemkot menjamin bahwa tracing yang mereka lakukan saat ini sudah maksimal.

1. Bisa tracing hingga 50 orang per satu kasus

Pemkot Surabaya Terus Tingkatkan Tracing, Pernah Dapat 75 Kontak EratTim Swab Hunter saat melaksanakan razia dan tes swab massal. IDN Times/ Dok istimewa

Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menjelaskan bahwa saat ini tracing yang dilakukan oleh petugas sudah maksimal. Dulu memang pihaknya hanya mampu melakukan tracing hingga 15 orang saja dari tiap 1 kasus positif COVID-19. Namun kini, tiap ada temuan 1 orang positif COVID-19, maka tracing akan dilakukan hingga 50 orang.

"Jadi kami akan cari kontak eratnya. Dia ini sudah ketemu sama siapa saja. Di rumah, di tempat kerjanya, atau di mana. Pokoknya sampai 50 itu," ujar Febri saat dihubungi IDN Times, Selasa (17/11/2020).

2. Pernah telusuri hingga 75 kontak erat

Pemkot Surabaya Terus Tingkatkan Tracing, Pernah Dapat 75 Kontak EratKepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara. IDN Times/Dok. Istimewa

Bahkan, lanjut Febri, pihaknya pernah melakukan tracing hingga 75 orang. Pasalnya, pasien itu memiliki mobilitas tinggi dan bertemu dengan banyak orang. Pasien ini merupakan pekerja industri media yang tak hanya berinteraksi dengan anggota keluarga, teman kerja, namun juga narasumber.

"Kami jadi harus tracing-nya banyak, karena memang orangnya ketemu orang banyak. Jadi kontak erat itu semua kita cari," tuturnya.

Baca Juga: Pakar Memprediksi Kasus COVID-19 di Surabaya Stagnan Hingga Desember

3. Masyarakat Surabaya mulai paham pentingnya tracing

Pemkot Surabaya Terus Tingkatkan Tracing, Pernah Dapat 75 Kontak EratIlustrasi corona. IDN Times/Arief Rahmat

Selain itu, saat ini pihaknya sudah tidak kesulitan ketika akan melakukan tracing. Jika dulu tracing terkendala stigma yang beredar tentang COVID-19, kini warga Surabaya sudah mengerti pentingnya tracing dan deteksi dini COVID-19.

"Karena kami ada Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, juga Satgas Kelurahan yang membantu menjelaskan. Jadi masyarakat itu bisa mengerti dan bersedia untuk di-tracing," imbuhnya.

4. Tes yang tinggi dibarengi tracing yang banyak

Pemkot Surabaya Terus Tingkatkan Tracing, Pernah Dapat 75 Kontak EratTim Swab Hunter saat melaksanakan razia dan tes swab massal. IDN Times/ Dok istimewa

Febri juga yakin bahwa jumlah testing yang besar di Kota Surabaya sebanding dengan efektivitas dalam mendeteksi pasien COVID-19. Dalam sehari, Pemkot Surabaya bisa menguji 1.000-2.000 spesimen. Hal ini lantaran tes yang dilakukan kebanyakan merupakan hasil dari tracing para pasien COVID-19.

"Kami itu justru tesnya banyak karena berasal dari tracing. Jadi kami tidak buta arah, asal tes saja begitu, tidak!" tegas Febri.

5. Pakar sebut tracing di Surabaya masih lemah

Pemkot Surabaya Terus Tingkatkan Tracing, Pernah Dapat 75 Kontak EratTim Kajian Epidemiologi FKM Unair Dr. Windhu Purnomo saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/5). Dok Istimewa

Sebelumnya, Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Dr. Windhu Purnomo menilai bahwa jumlah tes yang tinggi di Kota Surabaya tidak dibarengi dengan banyaknya tracing. Sehingga, pihaknya memprediksi kasus COVID-19 di Kota Surabaya akan stagnan hingga awal Desember 2020.

"Jadi kalau trace-nya kecil, kita tidak tahu siapa yang ditulari dan ketularan dari mana. Testing-nya sudah bagus, saya kasih acungan jempol. Tapi tracing-nya yang masih harus dikejar. Saya mendengar dari petugas kesehatan yang di puskesmas dan relawan itu, memang tracing kita yang lemah," sebutnya kepada IDN Times.

Pemkot Surabaya Terus Tingkatkan Tracing, Pernah Dapat 75 Kontak EratInfografis Gerakan 3M (IDN Times/Ryann Rezza Ardiansyah)

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Kasus Aktif COVID-19 di Surabaya Tinggal 49, Urutan ke-17 di Jatim

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya