Kasus Melonjak, Unair Temukan Varian Baru COVID-19 di Bangkalan

Apakah berhubungan dengan melonjaknya kasus?

Surabaya, IDN Times - Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga telah menemukan dua varian baru COVID-19 di Jawa Timur. Salah satunya merupakan sampel yang berasal dari Kabupaten Bangkalan. Di saat bersamaan, kasus COVID-19 di Bangkalan tengah melonjak bahkan membuat tenaga kesehatannya meninggal dunia.

1. ITD Unair temukan varian baru COVID-19 di Jatim

Kasus Melonjak, Unair Temukan Varian Baru COVID-19 di BangkalanIlustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Ketua Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga Prof. dr. Maria Lucia Inge Lusida, Sp.MK., M.Kes., PhD., mengatakan bahwa dari whole genome sequencing yang pihaknya lakukan, telah ditemukan dua mutasi COVID-19 yang berasal dari luar Indonesia. Dua varian ini adalah B117 atau varian Alpha yang awalnya ditemukan di Inggris serta B1351 atau varian Beta yang banyak ditemukan di Afrika Selatan.

"Betul, kami menemukan 2 mutasi COVID-19 dari hasil whole genome sequencing," ujar Inge saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (8/6/2021).

2. Varian Alpha ditemukan dari sampel Bangkalan

Kasus Melonjak, Unair Temukan Varian Baru COVID-19 di BangkalanIlustrasi mutasi virus corona varian B117 dari Inggris. embl.org

Menariknya, salah satu varian baru yang ditemukan berasal dari Kabupaten Bangkalan yaitu mutasi B117. Di saat yang bersamaan, Bangkalan menjadi perhatian nasional dengan melonjaknya kasus COVID-19.

"Yang B117 dari Bangkalan. Yang B135 dari Jember," tuturnya.

Baca Juga: 6 Kasus COVID-19 B117 Ditemukan di Indonesia  

3. Varian baru belum tentu penyebab lonjakan kasus

Kasus Melonjak, Unair Temukan Varian Baru COVID-19 di BangkalanIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Namun, Inge tak langsung menyimpulkan bahwa penemuan mutasi virus corona ini yang membuat kasus COVID-19 di Bangkalan melonjak. Ia menuturkan bahwa diperlukan penelitian epidemiologis secara komperhensif untuk bisa mengkonfirmasi dugaan tersebut.

"Perlu pengamatan yang lebih cermat dan melibatkan ahli epidemiologi untuk memastikan hal itu," ungkapnya.

Sementara itu pakar epidemiologi UNAIR Dr. M. Atoillah Isfandiari, dr. M.Kes., menambahkan bahwa meski belum bisa dikonfirmasi, penemuan ITD tersebut harus menjadi rambu-rambu khusus untuk mewaspadai penularan mutasi baru virus corona.

“Jadi sebenarnya apa yang ditemukan di ITD itu sebenarnya hanya mengkonfirmasi saja dari peringatan yang sudah diberikan,” sebutnya.

Baca Juga: COVID-19 dari Kongo di Mojokerto Berjenis B117, Pasien Sudah Sembuh

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya