H+1 dan H+2 Lebaran, Suramadu Tak Lagi Padat Kendaraan

Surabaya, IDN Times - Digratiskannya tarif tol jembatan Suramadu rupanya berdampak pada arus mudik dan arus balik libur lebaran 2019. Biasanya, kepadatan kendaraan terjadi di pintu masuk tol hingga membuat kemacetan sepanjang beberapa kilometer. Namun kini kondisi lalu lintas jembatan Suramadu hanya ramai lancar.
1. Suramadu tidak lagi macet

Berdasarkan pantauan IDN Times saat H+1 dan H+2 lebaran, para pemudik sudah melakukan tradisi "toron", yaitu mudik ke kampung halaman di Pulau Madura. Namun tidak ada penumpukan kendaraan di pintu masuk tol baik arah Madura maupun Surabaya. Hari ini juga dibenarkan oleh Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Antonius Agus Rahmanto.
"Biasanya untuk tradisi dari masyarakat yang mudik melalui Jembatan Suramadu ramai seperti lebaran ketupat juga ramai. Untuk di Suramadu saya tadi pagi meninjau kesana lancar," terang Agus, Kamis (6/6).
2. Tak ada antrean bayar tol

Kelancaran lalu lintas ini dikarenakan tidak ada penarikan biaya tol di masing-masing pintu masuk. Sehingga kendaraan dapat melaju langsung ke jembatan tanpa perlu menunggu proses pembayaran.
"Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasa ramai hingga kondisi di Jembatan tersebut macet, karena waktu itu masih menggunakan tiket untuk melaluinya. Karena sekarang sudah dibuka aksesnya gratis. Jadi tidak ada kemacetan di jalan itu," lanjutnya.
3. Jumlah pemudik meningkat

Untuk tahun ini, Agus belum dapat menyebutkan jumlah pasti pengguna jembatan Suramadu. Namun jumlahnya dipastikan naik dibanding dengan tahun lalu.
"Tahun ini ada lonjakan ada penumpang sebanyak 92 ribu yang dari luar Jawa menuju Surabaya. Ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Kalau dari Surabaya ke luar itu 112 persen," terangnya.
4. Pengamanan ditingkatkan

Dengan meningkatnya jumlah pemudik ke Pulau Madura melalui jalur laut itu pun, Agus juga meningkatkan pengamanan. Ditambah lagi adanya percobaan bom bunuh diri di Sukoharjo beberapa waktu lalu.
"Operasi mantap Brata dimulai hanya 10 hari kalau kami itu hitungannya H-15 sampai H+15. Memang ancaman. Memang ancaman itu selalu ada kewaspadaan yang perlu kita tingkatkan lagi, saling mengingatkan antara masyarakat dan aparat," pungkasnya.