Eri Klaim Kasus COVID-19 di Surabaya Turun Berkat PPKM, Benarkah?

Surabaya, IDN Times - Kota Surabaya termasuk salah satu daerah yang mengikuti perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Selama masa pemberlakuan PPKM ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengklaimterjadi penurunan kasus COVID-19.
1. PPKM disebut memberi dampak positif pada penanganan COVID-19 di Surabaya
Eri mengatakan bahwa PPKM memberikan dampak positif terhadap penanganan pandemik COVID-19 di Kota Surabaya. Beberapa aspek seperti mobilitas warga serta kerumunan bisa ditekan dengan adanya regulasi PPKM ini.
"PPKM Darurat mengurangi mobilitas, jadi mengurangi adanya pertemuan. Kedua percepatan vaksin yang kita lakukan. Tapi kuncinya adalah ketika masyarakat menerapkan prokes yang masif yang maksimal maka insyallah penyebaran COVID-19 ini kita putus pada rantainya," ujar Eri, Senin (26/7/2021).
Baca Juga: IDI Jatim: Kalau Mau Lihat Data Kematian Sebenarnya, Lihat Kuburan
2. Kasus COVID-19 diklaim menurun bekat PPKM Level 4
Lebih lanjut, Eri mengklaim bahwa pelaksanaan PPKM Level 4 ini berhasil menurunkan jumlah kasus COVID-19 di Kota Surabaya. Namun, ia tak menyebutkan seberapa besar jumlah penurunan yang terjadi.
"Dari kasus PPKM kita mengalami penurunan, kasus sembuh sampai seribu lebih. Kasus meninggal juga mulai turun," tuturnya.
Selain itu, Eri juga menyebutkan bahwa jumlah kematian kasus COVID-19 juga menurun. Berdasarkan data Pemkot Surabaya, sebelumnya dalam sehari mencapai 180 pemakaman dengan protokol COVID-19, belakangan ini jumlahnya berkisar di angka 85 per hari.
3. Eri akan fokus pada penguatan warga
Di masa perpanjangan PPKM Level 4 ini, Eri akan memperkuat sektor akar rumput agar masyarakat umum dapat bekerja sama dengan baik untuk menekan laju penyebaran COVID-19. Salah satunya yaitu melalui Rumah Sehat yang tersedia di setiap kelurahan di Kota Surabaya.
"Jadi ini kita lakukan penguatan-penguatan karena itu sebetulnya ini bisa kita evaluasi bahwa COVID-19 bisa dipotong harusnya dari hulumya juga. Seperti diperkampumgan itu. Kalau ada yg sakit harus ditarik ditempatkan yang berbeda. Agar keluarganya tidak ikut tertular dan tidak keluar-keluar," paparnya.
4. Penambahan kasus dan kasus aktif COVID-19 di Surabaya tak benar-benar turun
Padahal, berdasarkan data Pemprov Jatim, pertambahan jumlah kasus COVID-19 di Kota Surabaya masih tinggi. Bahkan, penambahan kasus dan kasus aktif setiap harinya lebih tinggi dibandingkan masa awal PPKM Darurat.
Di hari pertama PPKM Darurat, kasus COVID-19 di Surabaya bertambah hanya 65 kasus dengan 33 orang sembuh dan 3 orang meninggal dalam sehari. Saat itu, kasus aktif tercatat sebanyak 723 orang. Jumlah kasus aktif ini meningkat hingga sepekan kemudian yaitu pada 10 Juli 2020 sebanyak 963 kasus aktif. Pada tanggal tersebut, terdapat penambahan 67 kasus aktif, 29 orang sembuh, dan 2 orang meninggal.
Sayangnya, angka-angka ini terus merangkak dengan ekstrem. Sepekan kemudian yaitu pada 17 Juli terjadi penambahan kasus sebanyak 1.400 orang dalam sehari. Dengan demikian, kasus aktif saat itu adalah 993. Sayangnya, kasus aktif ini masih meningkat hingga pada 24 Juli 2021 mencapai 11.522 orang terpapar COVID-19 di Surabaya. Data terbaru, terdapat 10.550 kasus aktif dengan penambahan sebanyak 713 orang dalam sehari.
Baca Juga: Selama PPKM Darurat-Level, Penularan COVID-19 di Jatim Justru Naik!