Lagi, Pelaku Cabul Anak di Bawah Umur Ditangkap

Surabaya, IDN Times - Ditreskrimum Polda Jawa Timur (Jatim) kembali menangkap pelaku pencabulan terhadap anak laki-laki di bawah umur berinisial HM (32) warga Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Penangkapan ini merupakan pengembangan kasus tersangka MH (40).
"Hasil pengembangan kasus pencabulan anak yang terjadi di Tulungagung dengan tersangka Ketua IGATA (Ikatan Gay Tulungagung) MH ini, kita berhasil menetapkan satu tersangka lagi mantan anggotanya juga, HM," ujar Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan, Kamis (20/2).
1. Pencabulan sejak 2018, korban tiga anak diiming-iming uang Rp150-250 ribu

HM mencabuli korbannya sejak 2018 lalu. Untuk melancarkan aksinya, tersangka kerap kali merayu korban dengan imbalan uang senilai Rp150-250 ribu, agar mau melayani nafsu bejatnya.
"Ada tiga orang anak (korban MH)," kata Luki.
2. Tersangka mantan guru sekaligus pemerhati HIV di Kediri

Luki juga mengungkapkan bahwa tersangka HM pernah menjadi guru honorer di salah satu sekolah dasar (SD). Kini dia tidak lagi aktif mengajar, namun tercatat bekerja di sebuah yayasan pemerhati bidang HIV di Kediri. Dia menjadi petugas lapangan.
"Dia mantan guru di salah satu SD," kata Luki.
3. Tersangka dulunya juga korban

Polisi juga mendapat keterangan tersangka bahwa HM dulunya pernah menjadi korban ketika masih usia anak. Maka dari itu, polda menggandeng KPAI memberikan pendampingan psikologi untuk korban pencabulan anak di Jatim khususnya Tulungagung.
"Yang mana mantan guru ini adalah korban dulu saat masih di bawah umur. Ini mendapat perhatian khusus dari KPAI, hadir langsung memantau bagaimana operasional dari pengungkapan di Polda Jatim begitu juga dari Dinas PPA Jatim," jelas Luki.
4. Imbau orangtua dan guru ikut perhatikan anak

Tak lupa, Luki mengimbau para orang tua agar lebih memberikan perhatian kepada anaknya. Jenderal dua bintang ini berpesan pada guru di sekolah untuk ikut memperhatikan para siswa.
"Kami mengimbau seluruh masyarakat Jatim dan keseluruhan dari orang tua, dari sekolah, guru, ikut memperhatikan bagaimana kalau di sekolahan, pada keluarga juga ini ada gejala-gejalanya nanti dijelaskan KPAI," tandasnya.