Korban Bencana Aceh 1.140 Jiwa, Baru 86 Ahli Waris yang Terima Santunan

- Kemensos salurkan santunan kepada 86 ahli waris korban banjir di Aceh dan Sumatra Utara.
- Proses penyaluran santunan serupa di Sumatra Barat masih menunggu kelengkapan data korban dari BNPB dan pemerintah setempat.
- Besar santunan kematian yang disalurkan sebesar Rp15 juta untuk setiap korban meninggal dunia, diserahkan langsung kepada ahli waris.
Surabaya, IDN Times – Kementerian Sosial (Kemensos) mulai menyalurkan santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia akibat banjir yang melanda di tiga provinsi Sumatra. Yakni Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Meski jumlah korban jiwa tercatat mencapai 1.140 jiwa pada Minggu (28/12/2025), Kemensos baru menyalurkan santunan kepada 86 ahli waris.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, santunan kepada 86 ahli waris korban banjir itu baru mencakupi dua provinsi, di Aceh dan Sumatra Utara. Rinciannya, diserahkan kepada ahli waris korban di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, serta satu ahli waris di Kota Sibolga, Sumatra Utara.
"Total sementara sudah 86 ahli waris yang menerima santunan. Penyaluran dilakukan di Pidie Jaya, Pidie, dan juga di Kota Sibolga,” ujar Gus Ipul saat di Surabaya, Senin (29/12/2025).
Selain Aceh dan Sumatra Utara, Kemensos juga bersiap menyalurkan santunan serupa kepada ahli waris korban banjir di Sumatra Barat. Namun, proses tersebut masih menunggu kelengkapan dan finalisasi data korban dari BNPB serta pemerintah kabupaten dan kota setempat.
“Untuk Sumatra Barat juga akan segera kami salurkan. Saat ini masih dalam proses pendataan dan verifikasi,” kata Gus Ipul.
Sementara terkait besarannya, Gus Ipul bilang, santunan kematian yang disalurkan sebesar Rp15 juta untuk setiap korban meninggal dunia. Penyaluran dilakukan secara bertahap setelah data korban diverifikasi bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah.
“Besarannya Rp15 juta dan diserahkan langsung kepada ahli waris,” katanya.
Ia menegaskan, seluruh penyaluran bantuan dilakukan berdasarkan satu data terpadu agar tepat sasaran dan tidak terjadi tumpang tindih. Kemensos memastikan proses penyaluran santunan terus dipercepat seiring masuknya data resmi dari daerah terdampak.
“Begitu datanya masuk dan dinyatakan valid, penyaluran akan langsung kami lakukan,” pungkasnya.

















