166 Sekolah Rakyat: Jatim Ada 26, 104 Gedung Permanen Dibangun 2026

- Program Sekolah Rakyat Kementerian Sosial berkembang signifikan, 166 sekolah beroperasi di Indonesia, 26 di Jawa Timur.
- Proses belajar mengajar menunjukkan hasil positif, seleksi siswa tanpa tes akademik, menggunakan tes DNA Talent berbasis kecerdasan buatan (AI).
- Pemerintah menargetkan pembangunan 104 gedung permanen Sekolah Rakyat pada tahun 2026, serta membuka akses lulusan ke perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Surabaya, IDN Times – Program Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial terus menunjukkan perkembangan signifikan. Hingga akhir 2025, sebanyak 166 Sekolah Rakyat berstatus rintisan telah beroperasi di berbagai daerah di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 26 Sekolah Rakyat berada di Jawa Timur, menjadikannya salah satu provinsi dengan jumlah terbanyak.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyatakan, secara umum penyelenggaraan Sekolah Rakyat berjalan baik meski sempat menghadapi sejumlah tantangan di tahap awal.
“Alhamdulillah, secara umum penyelenggaraan Sekolah Rakyat tahun ini di 166 titik bisa terselenggara dengan baik. Ada beberapa pekerjaan rumah di awal, tapi itu terus kita perbaiki,” ujarnya usai Pre-Launching SR di Graha Unesa, Surabaya, Senin (29/12/2025).
Gus Ipul--sapaan karib Mensos-menjelaskan, proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat kini mulai menunjukkan hasil positif. Selama enam bulan terakhir, evaluasi terus dilakukan sejak pelaksanaan dimulai bertahap, yakni Juli di 63 titik, Agustus 37 titik, dan September hingga mencapai total 166 titik.
“Hari ini kita mulai melihat bakat-bakat anak-anak Sekolah Rakyat muncul. Ini membuat saya terharu,” katanya.
Berbeda dengan sekolah formal pada umumnya, Sekolah Rakyat tidak menerapkan tes akademik saat penerimaan siswa. Seleksi dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan serta tes DNA Talent berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memetakan minat, bakat, dan potensi siswa.
“Dengan teknologi AI, kita bisa tahu anak-anak ini punya potensi di bidang apa, apakah teknik, kesehatan, hukum, atau bidang lainnya. Dari situ mereka akan dibimbing sesuai talenta yang dimiliki,” jelas Gus Ipul.
Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, lulusan Sekolah Rakyat nantinya diarahkan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau disiapkan menjadi tenaga kerja terampil, baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan, opsi kewirausahaan juga disiapkan melalui kolaborasi lintas kementerian.
“Kami sudah memikirkan hilirisasi lulusan Sekolah Rakyat. Setelah lulus mau ke mana, kuliah, kerja, atau jadi pengusaha, semuanya disiapkan,” tegasnya.
Terkait kendala, Gus Ipul mengakui bahwa masalah sarana dan prasarana sempat muncul di awal pelaksanaan. Namun, secara bertahap kini telah teratasi. “Mulai dari gedung, air bersih, listrik, hingga sarana pendidikan seperti laptop, papan tulis digital, dan internet, alhamdulillah sudah bisa dicukupi,” bebernya.
Untuk tahun 2026, pemerintah menargetkan pembangunan 104 gedung permanen Sekolah Rakyat. Selama ini, 166 sekolah yang beroperasi masih menggunakan fasilitas sementara.
“Tahun depan kita mulai bangun sekolah permanen. Ada 104 gedung yang akan dibangun di berbagai kabupaten/kota, termasuk di Surabaya,” ungkap Gus Ipul.
Selain itu, Kemensos juga telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) guna membuka akses lulusan Sekolah Rakyat ke perguruan tinggi negeri maupun swasta. Peluang studi ke luar negeri juga tengah disiapkan melalui berbagai skema kerja sama.
“Kami sudah MoU dengan Kemendiktisaintek dan beberapa perguruan tinggi. Anak-anak yang ingin kuliah akan kami bimbing,” pungkasnya.

















