TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Varian Alpha COVID-19 di Bangkalan, Unair: Sampel dari Sebulan Lalu

Bukan dari kasus yang baru-baru ini terjadi

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Surabaya, IDN Times - Temuan varian baru COVID-19 oleh Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) di Kabupaten Bangkalan kerap dikaitkan dengan lonjakan kasus yang baru-baru ini terjadi. Namun, pihak Unair menegaskan bahwa varian baru yang diumumkan tersebut berasal dari spesimen satu bulan yang lalu.

1. Varian baru dari spesimen Bangkalan merupakan spesimen sebulan lalu

Rektor Unair Profesor Nasih. (IDN Times/Fitria Madia)

Rektor Unair Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak menjelaskan, varian COVID-19 B117 yang ditemukan dari spesimen warga Bangkalan merupakan sampel yang masuk ke laboratorium mereka pada 12 Mei 2021. Sehingga, sampel yang sudah berumur satu bulan lalu ini bukan termasuk dalam kasus yang sedang tejadi baru-baru ini.

"Kemarin (hasil) yang menyebar itu adalah 12 Mei, hasil satu bulan yang lalu," ujar Nasih, Rabu (9/6/2021).

Baca Juga: Polda Jatim Turun ke 4 Kecamatan Zona Rawan di Bangkalan

2. Hasil whole genom sequencing membutuhkan waktu lama

Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Nasih melanjutkan, hasil whole genome sequencing yang baru diumumkan oleh ITD bukan disengaja bertepatan dengan kasus yang sedang tinggi hingga jadi perhatian nasional. Proses untuk menganalisis strain suatu virus memang membutuhkan waktu yang lama.

"Yang beredar itu adalah temuan sebulan yang lalu, bukan yang sekarang. Jangan dikaitkan karena nanti erpengaruh pada psikologis para pasien," tuturnya.

3. Varian baru berasal dari PMI yang baru pulang

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, sampel varian Alpha COVID-19 itu berasal dari spesimen Pekerja Migran Indonesia. Para PMI ini memang harus dites swab sebelum kembali ke asal masing-masing. Setelah diketahui positif pun, mereka diisolasi secara terpusat pada Rumah Sakit Lapangan Indrapura sehingga kecil kemungkinan terjadi penularan di kampung halaman mereka.

"Itu (spesimen yang sudah diteliti) yang dibawa oleh pekerja migran. Bukan berasal dari kasus belakangan ini," ungkapnya.

Baca Juga: COVID-19 Bangkalan: 190 Kasus Aktif, BOR Capai 84 Persen 

Berita Terkini Lainnya