Muncul Klaster PTM, Khofifah : Tracing Harus Detail 

Proses pembelajaran bisa dikombinasi

Malang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah dihadapkan pada situasi yang tak mudah. Utamanya berkaitan dengan penerapan pembelajaran tatap muka. Sebagaimana diketahui setelah dilakukan pembelajaran tatap muka penuh, sejumlah sekolah mulai muncul klaster siswa. Salah satunya adalah yang terjadi di MAN 2 Kota Malang. Sedikitnya 37 orang yang terdiri dari siswa dan pengasuh ma'had dinyatakan positif COVID-19. 

1. Proses tracing harus detail

Muncul Klaster PTM, Khofifah : Tracing Harus Detail Doc. Humas Prov Jatim

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa tidak bisa semua disama ratakan. Artinya dengan munculnya klaster siswa tersebut bukan berarti PTM harus dibatalkan. Tetapi lebih kepada bagaimana menangani ketika muncul kasus. Untuk itu pihaknya meminta untuk tracing harus lebih detail lagi. Agar pencegahan bisa lebih efektif dilakukan. 

"Kuncinya memang ada di tracing yang harus sangat detail. Bahkan satu orang positif tracingnya harus selengkap mungkin. Minimal 15 orang yang sempat kontak erat dengan pasien bersangkutan," urainya Jumat (21/1/2022). 

Baca Juga: COVID-19 di MAN 2 Kota Malang Bertambah Jadi 37 Orang  

2. PTM tidak harus dihentikan

Muncul Klaster PTM, Khofifah : Tracing Harus Detail Ilustrasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dasar. (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Lebih jauh, Khofifah menyebut bahwa munculnya kasus tersebut bukan berarti PTM yang sudah mulai jalan harus dihentikan kembali. Memang untuk sekolah yang muncul kasus tentu harus melakukan modifikasi. Paling tidak melakukan kombinasi belajar tatap muka dan daring sebagai antisipasi. Tetapi untuk sekolah lain yang tidak ada indikasi terpapar COVID-19, tentu tetap bisa berjalan normal. Meskipun tetap harus meningkatkan kewaspadaan sebagai proteksi agar tak sampai muncul kasus.

"Tetapi keputusan tetap ada di Satgas COVID-19 setempat. Meskipun untuk memberikan keputusan tetap harus dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait. Jadi istilahnya jangan digebyah uyah, tapi harus ada perhitungan dan pertimbangan yang sesuai dengan keadaan," tambahnya. 

Baca Juga: 10 Rekomendasi Wisata Malam di Malang yang Estetik, Suasananya Syahdu!

3. Kasus awal bukan dari sekolah

Muncul Klaster PTM, Khofifah : Tracing Harus Detail Ilustrasi uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). (Dok. Humas Pemprov Jateng)

Mantan Mensos itu menyebut bahwa kasus COVID-19 yang muncul di sekolah tersebut jika dirunut secara kronologi justru awalnya dari keluarga. Kemudian menyebar ke sekolah lantaran anak bersangkutan mungkin tak memiliki gejala. Hal itu juga yang perlu dipahami oleh orang tua, bahwa mereka juga harus melakukan mitigasi dan pencegahan. Agar tak ada anggota keluarga yang terpapar COVID-19 dan kemudian berpotensi menularkan ke tempat lain.

"Makanya antisipasi-antisipasi untuk mencegah ini harus ditingkatkan lagi. Selain itu, percepatan proses evakuasi juga harus dimaksimalkan saat ada kasus. Sehingga semua tertangani dengan baik dan tidak sampai menyebar," tandasnya. 
 

Baca Juga: Berangkat ke Moto3, Mario Aji Dapat Doa dari Khofifah dan Beasiswa S3

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya