Surabaya, IDN Times - Menganakan jas dan peci hitam, Abdul Manan tampak kesulitan naik ke panggung wisuda. Jalannya tertatih-tatih karena ragu benda apa yang menanti di depannya. Dengan bantuan temannya, ia akhirnya tiba di tempat yang sudah dikejarnya sejak bertahun-tahun silam. 

Siang itu, Selasa (11/9), ribuan pasang mata terharu menyaksikan anggota keluarganya dikukuhkan sebagai penghafal Alquran. Begitu pula Abdul Manan. Pria 48 tahun itu merupakan satu dari puluhan santri Griya Alquran yang berhasil menghafalkan 30 juz. Dia menjadi hafidz, sebutan bagi penghafal Alquran, inspiratif siang itu. Boleh dibilang dialah juaranya. 

Bagaimana tidak, saat ribuan orang menyaksikan bagaimana ia berjalan, Manan justru tidak dapat melihat apapun. Ketika mereka yang berdiri di panggung sanggup menghadap ke arah penonton, Manan justru harus diarahkan oleh para rekannya. 

Semua itu terjadi karena ia harus kehilangan daya melihatnya sejak 2007. Penyakit glaukoma yang dideritanya berimbas kepada bayangan hitam tak mendasar sebagai satu-satunya hal yang bisa ia lihat. Ya, itulah Manan. Penderita tuna netra yang berhasil menjadi kekasih Allah dengan menghafal 30 juz Alquran.