Filipina Akan Batasi Impor Minyak Kelapa Sawit, Menperin: Unfair!

Surabaya, IDN Times - Wacana pembatasan impor minyak kelapa sawit dari Indonesia ke Filipina telah mengkhawatirkan dunia perindustrian. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
1. Airlangga merasa ini merupakan keputusan tak adil

Airlangga beranggapan bahwa keputusan pemerintah Filipina untuk membatasi komoditas minyak kelapa sawit tersebut merupakan keputusan semena-mena.
"Tentu kita nanti akan ada pembicaraan dengan Filipina. Karena tentunya hal-hal seperti ini berupa unfair trade practice," ujarnya usai menjadi keynote speaker Seminar Nasional di Hotel Sheraton Surabaya, Kamis (7/2).
2. Harus segera diselesaikan

Untuk menindaklanjuti hal ini, Airlangga akan menggelar pertemuan dengan pemerintah Filipina. Ia merasa bahwa wacana tersebut harus diselesaikan secepatnya.
"Tentunya kita akan bahas. Karena ini kasus-kasus harus kita selesaikan," tegasnya.
3. Minyak kelapa sawit sempat mengalami penurunan

Ditambah lagi, dalam pemaparannya Airlangga menyebut bahwa pada 2018 pertumbuhan komoditas minyak kelapa sawit sempat turun dan berimbas pada komoditas makanan minuman lainnya. "Memang di kuartal ke empat terjadi penurunan di minyak kelapa sawit. Karena harga komoditas turun maka dia turun. Padahal pertumbuhan makan minuman itu selalu double digit," jelasnya.
4. Mendag menganggap bukan ancaman serius

Sebelumnya, Menteri Pertanian Filipina Manny Pinol mengatakan bahwa ia ingin membatasi jumlah minyak kelapa sawit yang masuk di Filipina. Ia tak ingin minyak kelapa sawit dari Indonesia membanjiri pasar lokal. Mereka berencana menerapkan bea masuk tindak pengamanan (BMTP) terhadap impor kopi instan dan mengenakan tarif masuk serta pembatasan impor minyak kelapa sawit dari Indonesia.
Namun menanggapi hal ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menganggap enteng. Ia merasa hal ini bukan ancaman perang dagang dari Filipina.
"Dengan Filipina bukan perang dagang. Jadi, itu hanya pengenaan tarif saja. Itu hanya pengenaan biaya masuk. Gak ada (yang harus dikhawatirkan). Kita harus membicarakannya lagi," tuturnya Senin (4/2).