Surabaya, IDN Times - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengakui memang ada program percepatan gula petani di Jawa Timur (Jatim) sebesar 62 ribu ton, rinciannya 62.141 ton. Namun, yang terserap baru 21.500 ton.

Sekjen DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sunardi Edi Sukamto mengatakan, alokasi penyerapan petani itu di bawah PT SGN. Jumlahnya, 62.141 ton atau senilai Rp900 miliar. Menurutnya, penyerapan yang baru berjalan 21.500 ton itu lama. Padahal sudah berjalan sejak akhir Juni 2025.

"Sampai saat ini sangat lamban dan boleh dibilang tidak serius membantu petani. Sangat ironis kalau petani harus menjaminkan gula untuk hutang sana - sini," ujarnya.

Selain itu, Sunardi menyayangkan gula kristal putih (GKP) konsumsi yang diproduksi dari tebu petani sebagian bahan pokok yang harus dijaga stabilitas harganya dan dikecualikan dari pungutan PPh 22 yang dikuasakan ke SGN untuk diserap oleh ID Food.

"Pada akhirnya, RNI atau ID Food memungut PPh sehingga petani tidak menerima penuh harga gula Rp14.500 sesuai HAP dan BAPANAS," keluhnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD APTRI Jatim itu berharap ada solusi dari pemerintah.  "Kami berharap ada kesepakatan di Jakarta antara pedagang gula rafinasi, pemerintah, Bapanas, ID Food gerak cepat agar gula yang belum terjual segera diambil pedagang," pungkasnya.