Diproduksi Massal Januari 2019, Begini Hebatnya Motor Gesits
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Motor listrik Gesits dipastikan akan diproduksi massal pada Januari 2019. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi M. Nasir usai Forum Merdeka Barat 9 di Gedung Hayam Wuruk Kantor Gubernur Jatim, Kamis (22/11).
Prototype atau purwarupa motor ini sebenarnya diciptakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Namun, belakangan merek Gesits telah menjadi PT Garansindo sebagai produsen yang akan memproduksi massal.
1. Target produksi 50-60 ribu unit tiap tahunnya
Nasir mengatakan, kapastias produksinya dalan satu tahun mencapai 50 hingga 60 ribu unit. Dengan target tiap bulannya diproduksi 5 ribu unit. "Ini kan satu line, kalau dia ada empat line bisa 200 ribu, tapi ini satu line yang diaktifkan dulu. Kalau nanti pasarnya lebih maka bisa membuat line baru," ujarnya.
2. Januari konsumen bisa mulai memesannya
Nasir menambahkan, pada Januari saat produksi motor Gesits ini sudah bisa dipesan. Namun inden terlebih dahulu. "Karena, produk baru diujicoba terakhir kemarin sama bapak Presiden di Istana Negara," katanya.
3. Akan ada dealer untuk sepeda motor Gesits
Saat ditanya apakah nanti juga ada dealernya, Nasir memastikan ada. "Dealer udah siap semua. Presiden langsung pesan. Kalau ini sudah produksi massal," terang pria yang juga alumni Undip Semarang ini.
4. Bahan bakar berupa baterai akan tersedia di SPBU
Terkait produksi, Nasir menyampaikan akan sama seperti dealer pada umumya. Sedangkan bahan bakar motor listrik, produsen sudah bekerjasama dengan Pertamina. "Di SPBU nanti disediakan. Baterainya nanti bisa ke pom bensin ditukar disediakan baterai kita ganti baterai baru," terangnya.
5. Motor Gesits bisa hemat bahan bakar minyak dan miliki harga kompetitif
Lebih lanjut, Nasir menurutkan adanya kendaraan listrik ini bisa menghemat bahan bakar minyak. Dia menerangkan penghematan bisa capai 30 persen jika sudah beralih ke motor listrik. "Green ekonomi harus kita lakukan. Harganya sangat kompetitif dibandingkan motor konvensional kita bersaing," pungkasnya.
Baca Juga: Indonesia Perlu Tiru Korsel Agar Gesits Menjadi Motor Nasional