Viral BB TNBTS Tangkap Gambar 2 Ekor Macan Kumbang Hampir Punah

Malang, IDN Times - Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) berhasil menangkap gambar 2 ekor macan tutul jawa alias Panthera pardus melas. Video yang diambil dari kamera tiap ini menjadi viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @bbtnbromotenggersemeru. Hewan yang juga kerap diberi nama macan kumbang ini termasuk hewan langka.
1. BB TNBTS mengatakan jika hanya ada 24 ekor Macan Tutul Jawa di wilayah mereka

Kepala BB TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan jika mereka sangat beruntung berhasil menangkap gambar 2 ekor macan kumbang melalui kamera tiap yang mereka pasang. Ia mengatakan jika telah memasang 40 kamera trap yang mengkover 2x2 kilometer wilayah.
"Kedua hewan ini dipastikan macan kumbang atau macan tutul jawa, tapi kita tidak bisa memastikan apakah itu indukan dan anakannya atau bukan. Karena anakan itu akan ikut indukan selama masa sapih sampai remaja, kalau dewasa akan mencari jelajahnya sendiri," terangnya saat konferensi pers di Kantor BB TNBTS pada Kamis (23/1/2025).
Berdasarkan pemantauan kamera trap sampai 24 Juni 2024, Rudijanta mengungkapkan jika saat ini di TNBTS hanya ada sekitar 24 ekor macan tutul jawa. Mereka tersebar di empat wilayah diantaranya hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan atas, hutan sub-alpin, dan savana.
"Macan tutul jawa di TNBTS didominasi oleh melanistik, yaitu macan tutul yang memiliki pigmen gelap yang tinggi pada bulunya. Masyarakat sering memanggil macan ini sebagai Macan Kumbang," jelasnya.
2. Macan tutul Jawa di TNBTS mendapatkan ancaman perburuan, perubahan habitat, dan ketiadaan mangsa

Meskipun hidup di hutan konservasi, Rudijanta mengatakan jika macan tutul jawa tetap mendapatkan ancaman berupa perburuan, perubahan habitat, dan ketiadaan mangsa. Jadi BB TNBTS akan terus menyediakan lingkungan yang aman untuk kucing besar ini. "Kita memang belum menemukan pemburu secara langsung, tapi kita percaya ada. Karena pemburu ini bekerja secara senyap," tegasnya.
Ia juga menegaskan publikasi terkait keberadaan macan tutul jawa ini tidak akan menyebabkan peningkatan perburuan di wilayahnya. Pasalnya mereka tetap merahasiakan loaksi habitat hewan ini dan tetap melakukan pengawasan yang ketat terhadap pemburu. "Kita membagi wilayah untuk memastikan penjagaan keanekaragaman hayati kita terlindungi. Kita juga selalu berkolaborasi dengan masyarakat, agar mereka tahu jenis-jenis hewan dilindungi baik di dalam kawasan maupun luar kawasan," ujarnya.
3. Keberadaan macan tutul jawa menjadi pengontrol rantai makanan

Lebih lanjut, Rudijanta menjelaskan kalau macan tutul jawa merupakan predator puncak, sehingga ia memiliki peran sebagai pengontrol populasi rantai makanan di bawahnya. Sehingga keberadaan akan menjaga keseimbangan piramida rantai makanan di hutan. Kalau Macan Tutul Jawa sampai punah, populasi hewan mangsa akan berantakan sehingga menyebabkan dampak ekologis baik bagi hutan maupun manusia.
"Kalau Macan Tutul Jawa musnah, dipastikan populasi Babi Hutan akan meledak. Babi hutan akan masuk ke perkebunan dan pemukiman manusia untuk mencari makanan. Tidak hanya akan mengganggu hasil pertanian, ada juga risiko zoonosis atau penularan penyakit dari hewan ke manusia," paparnya.
Ia juga menjelaskan kalau kasus manusia bertemu macan tutul jawa masih sangat jarang. Sejauh ini juga belum ada kasus macan tutul jawa masuk ke wilayah warga karena populasi makanannya masih stabil di dalam hutan. "Kalaupun ada kasus macan tutul jawa masuk pemukiman warga, itu sekitar 10-15 tahun yang lalu. Kalau mereka sampai ke pemukiman warga, artinya populasi buruan mereka sudah sangat berkurang, tapi sejauh ini belum ada kasus itu," pungkasnya.