Usai Santap MBG, 12 Siswa SD di Magetan Dilarikan ke Puskesmas

- 11 siswa SDN 2 Kediren dan 1 siswa MI Nurul Dholam dilarikan ke Puskesmas
- Siswa mengalami gejala mual, pusing, dan sakit perut setelah makan menu Makan Bergizi Gratis (MBG)
- Setelah penanganan medis di Puskesmas, semua siswa sudah membaik dan pulang ke rumah
Magetan, IDN Times – Belasan siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dilarikan ke Puskesmas setelah mengalami gejala mual, pusing, dan sakit perut. Peristiwa itu terjadi usai mereka menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dari program pemerintah, pada Jumat (17/10/2025).
Sebanyak 11 siswa SDN 2 Kediren dan 1 siswa MI Nurul Dholam menjadi korban dalam insiden tersebut. Para siswa mulai mengeluh tidak enak badan setelah jam istirahat pertama sekitar pukul 09.00 WIB.
1. Awalnya hanya dua siswa, bertambah jadi belasan

Guru SDN 2 Kediren, Nanang Sugiarso, mengungkapkan bahwa pagi itu para siswa menikmati menu MBG berisi nasi goreng, selada, acar, telur goreng, dan roti kering telur puyuh sebagai tambahan menu. Tak lama setelah makan, beberapa anak mulai merasakan mual dan sakit perut.
"Awalnya cuma satu dua anak yang mengeluh, lalu bertambah jadi sepuluh anak yang sakit perut dan satu anak sampai muntah. Kami langsung membawa mereka ke Puskesmas Lembeyan,” ujar Nanang kepada wartawan.
Dari total 58 siswa di sekolah tersebut, 11 anak harus mendapatkan penanganan medis. Pihak sekolah kemudian segera melaporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan.
2. Puskesmas berikan tindakan medis, semua siswa sudah membaik

Pihak Puskesmas Lembeyan membenarkan telah menerima 12 siswa pada hari itu. Dari jumlah tersebut, 10 siswa diberikan tindakan medis, sedangkan dua lainnya sembuh dengan sendirinya tanpa perlu perawatan lebih lanjut.
"Betul, kami menerima 12 pasien. 11 dari SDN 2 Kediren dan satu dari MI Nurul Dholam. Semua sudah membaik dan dipulangkan,” terang salah satu petugas Puskesmas Lembeyan.
Usai mendapatkan penanganan, seluruh siswa kini sudah pulih dan diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
3. Sekolah tunggu hasil pemeriksaan penyebab pasti

Hingga kini, pihak sekolah masih menunggu hasil pemeriksaan resmi dari Dinas Kesehatan terkait penyebab pasti kejadian tersebut.
"Kami belum bisa memastikan apakah karena makanannya atau hal lain, tapi gejalanya memang muncul setelah makan menu MBG,” kata Nanang.
Nanang menambahkan, tidak ada siswa dengan riwayat penyakit bawaan, sehingga besar kemungkinan gejala muncul akibat makanan yang dikonsumsi bersama.
Pihak sekolah berencana melakukan evaluasi bersama penyedia makanan MBG agar keamanan pangan lebih terjamin dan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.