Surabaya, IDN Times - Usai kericuhan yang sempat terjadi akhir Agustus lalu, Pasukan Pengamanan Masyarakat (PAM Swakarsa) telah terbentuk di setiap RW se-Surabaya. Pasukan ini diklaim akan menjadi benteng keamanan baru yang lahir dari kekompakan warga. 

Nama Pam Swakarsa ini sendiri pernah terbentuk pada 1998 lalu. Merela terdiri dari kelompok sipil bersenjata tajam yang dibentuk oleh TNI untuk membendung aksi mahasiswa sekaligus mendukung Sidang Istimewa MPR (SI MPR) tahun 1998, yang berakhir dengan Tragedi Semanggi.

Sementara PAM Swakarsa yang sudah ada di Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi telah menyambangi sejumlah pos keamanan kampung yang dijaga masyarakat secara mandiri. Ia menyebut kalau ada nilai semangat kebersamaan warga Surabaya dalam menjaga lingkungannya melalui PAM Swakarsa ini.

“Saya ingin memastikan bahwa Surabaya, InsyaAllah hari ini dan seterusnya akan aman. Surabaya ini rumah kita, tanah kelahiran kita. Saya selalu bilang, Surabaya itu jangan diganggu. Surabaya itu seperti macan, sekarang semua macan sudah bangun (pengamanan di setiap wilayah),” ujarnya dalam keterangannya, Minggu (7/9/2025).

Ia pun memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada masyarakat yang dengan kesadarannya membentuk PAM Swakarsa di setiap RW. “Di belakang ini ada tulisan ‘Kampung Pancasila’, artinya seluruh kampung yang ada hari ini sudah membentuk dan menjadi kampung Pancasila. Ini menguatkan silaturahim, menjaga kampung, dan mempererat kerukunan,” ungkapnya.

Kehadiran PAM Swakarsa, lanjut Eri, membuat warga semakin berani dan percaya diri menjaga wilayahnya masing-masing. Menurutnya, kini Surabaya benar-benar bangkit melawan setiap ancaman. “Warga sekarang sudah berani menjaga di jalan-jalan. Jika ada siapapun yang membuat kericuhan, pasti akan dihadapi. Wong Surabaya ini sudah mulai bangun dan dihadapi,” tegasnya.

Tak hanya itu, Pemkot Surabaya juga menyiapkan langkah konkret untuk memperkuat sistem keamanan swakarsa. Salah satunya dengan rencana pemasangan alarm darurat di setiap balai RW. Alarm ini akan menjadi penanda jika ada gangguan atau ancaman, sehingga seluruh warga bisa segera bergerak.

“Nanti, InsyaAllah kita akan anggarkan dan diskusi dengan DPRD. Jadi, setiap balai RW akan ada alarm. Ketika ada yang berbuat rusuh, alarm akan dibunyikan sehingga seluruh warga di wilayah itu akan bergerak untuk menjaga Kota Surabaya,” jelas Eri.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa keamanan dan kemakmuran Surabaya lahir dari sinergi antara pemerintah dan masyarakat. “Surabaya yang menjaga bukan wali kotanya. Surabaya bisa makmur bukan karena wali kotanya, tapi karena gotong royong orang Surabaya,” pungkasnya.