Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

UINSA Menunggu Laporan Dugaan Mahasiswa Penerima KIPK Curang

UIN Sunan Ampel Surabaya (facebook.com/Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Surabaya)
UIN Sunan Ampel Surabaya (facebook.com/Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Surabaya)

Surabaya, IDN Times - Topik seputar dugaan kecurangan penggunaan dana Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) oleh sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus telah menjadi perbincangan hangat dan memenuhi lini masa media sosial. Dalam beberapa waktu terakhir, muncul berbagai laporan dan diskusi mengenai potensi penyalahgunaan dana KIPK yang seharusnya diperuntukkan untuk membantu mahasiswa kurang mampu. 

Terungkapnya salah satu kasus kecurangan yang melibatkan penerima beasiswa KIPK di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), telah menimbulkan kontroversi baru yang belum disadari oleh pihak kampus.

Mochamad Farid Syihabuddin, S.Ag, selaku bagian kemahasiswaan di UINSA, menyatakan bahwa pihak kampus belum memberikan tanggapan terkait kasus ini karena tidak ada laporan resmi terkait mahasiswa tersebut.

"Selama tidak ada laporan dari mahasiswa terkait kasus ini, serta tidak ada bukti yang menunjukkan adanya kecurangan atau penurunan prestasi akademik setiap semester, pihak kampus tidak memiliki dasar untuk mengajukan pemberhentian KIPK terhadap mahasiswa yang bersangkutan," jelasnya saat ditelepon, Rabu (8/5/2024).

Mochamad Farid menegaskan bahwa langkah pertama yang akan diambil pihak kampus adalah menunggu adanya laporan resmi serta bukti-bukti yang jelas dan akurat terkait kasus kecurangan. Setelah laporan dan bukti-bukti tersebut ada, baru pihak kampus akan memulai proses investigasi untuk mengungkap kebenaran atas dugaan kecurangan yang terjadi.

Diberitakan sebelumnya, salah seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) yang menerima KIPK dicurigai berperilaku curang. Sebut saja Paijo (21) seorang mahasiswa yang tengah menjadi perbincangan hangat di antara teman mahasiswa lainnya. Paijo ini merupakan seorang penerima KIPK aktif, tapi dia sering sekali bolos kuliah. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius terkait pengawasan dan pengelolaan dana beasiswa itu.

Menurut keterangan salah seorang temannya Paijo, sebut saja namanya Iga (20), bahwa Paijo jarang sekali masuk kelas, bahkan kehadirannya dapat dihitung dengan jari. Kebiasaan Paijo ini telah menimbulkan pertanyaan dari rekan-rekan mahasiswa lainnya, karena Paijo selalu absen dengan alasan yang sama, yaitu sakit.

Menurut pengakuan Iga, bahwa mahasiswa lain ragu melaporkan kasus ini kepada pihak kampus karena mahasiswa tersebut sangat tertutup terhadap teman-temannya.

"Kami ragu untuk melaporkan kasus ini karena dia tidak begitu akrab dengan teman-temannya. Kondisi ini menyulitkan kami untuk mencari bukti lainnya," ungkap Iga.

Iga juga menambahkan bahwa mahasiswa lain merasa kesal terhadap perilakunya yang jarang hadir dalam perkuliahan namun masih menerima bantuan KIPK.

"Kalaupun dia memang benar-benar sakit, kenapa kita tidak pernah boleh menjenguknya? Saya saja senang kalau sakit ada yang perhatian," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faradiba Divani
EditorFaradiba Divani
Follow Us