UB Blacklist 2 Peserta UTBK karena Curang

Malang, IDN Times - Universitas Brawijaya (UB) telah melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada Seleksi Nasional Masuk Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) pada 23 April 2025 hingga 29 April 2025. Ditemukan dua orang yang melakukan kecurangan sehingga mereka dikeluarkan dari ruang ujian dan tidak diperbolehkan mengikuti ujian lagi.
1. Kronologi pengawas UTBK menemukan kecurangan saat ujian

Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik, Arif Hidayat menceritakan jika mereka memergoki 2 peserta yang menggunakan alat komunikasi saat pelaksanaan ujian Kamis (24/4/2025) siang. Mereka menggunakan alat komunikasi yang disembunyikan di telinga, alat tersebut sangat kecil sehingga sempat lolos dari pantauan pengawas.
"Tapi saat dalam kondisi ruangan sunyi, alatnya bunyi seperti suara sinyal radio, tapi sinyalnya kurang bagus atau kurang proper. Kemudian didalami oleh pengawas dan ditemukan alat itu di telinga peserta," terangnya saat dikonfirmasi pada Jumat (2/5/2025).
Ia mengungkapkan jika kedua alat ini digunakan oleh peserta yang melaksanakan ujian di Gedung Fakultas Kedokteran dan di Fakultas Ilmu Kebudayaan (FIB). Setelah alat ini ditemukan, kedua peserta ini langsung dikeluarkan dari ruang ujian kemudian diinterogasi.
"Kita menjunjung tinggi etika dan moral dalam melaksanakan kegiatan ujian. Sehingga peserta seleksi di UB yang kedapatan melakukan pelanggaran etika dan moral akan kita blacklist," tegasnya.
2. Sebanyak 97 peserta UTBK di UB hadir mengikuti ujian selama 7 hari

Arif menyampaikan jika mereka telah sukses melaksanakan UTBK selama 7 hari. Sebanyak 97 persen peserta mengikuti ujian atau total 20.859 peserta. Sementara yang tidak hadir menurutnya karena telah diterima di sekolah kedinasan atau karena halangan.
"Yang hadir mengikuti ujian kurang lebih sekitar 95 persen, jumlah ini kurang lebih sama dengan tahun lalu. Jika halangannya masih bisa kami atasi maka akan kami usahakan ujian di kampus," jelasnya.
3. Ada 1 peserta dapat dispensasi ujian karena sakit

Lebih lanjut, Arif menceritakan jika ada 1 peserta yang mendapat dispensasi atau keringanan saat akan melaksanakan ujian. Ia adalah peserta yang harus menjalani ujian di lantai 3 Gedung Fakultas MIPA. Tapi karena ia baru saja menjalani operasi di kakinya, lokasi usianya dipindahkan ke lantai 1.
"Hal itu dimungkinkan dilakukan, karena ada laporan sebelum peserta ujian. Jadi tempat ujian di lantai 1 yang terhubung dengan jaringan di ruang ujian, karena peserta itu tidak mampu mengakses tangga," pungkasnya.