Temuan DPRD Ngawi, MBG Bikin Keracunan karena Kedaluwarsa

- Dugaan makanan kedaluwarsa jadi pemicu
- Beban besar Program MBG dinilai jadi faktor risiko tinggi
- DPRD minta pengawasan diperketat
Ngawi, IDN Times – Kasus dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan siswa di Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, terus mendapat sorotan. Sejumlah anggota Komisi II DPRD Ngawi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sekolah dan Puskesmas Sine, Kamis (2/10/2025), tempat para siswa sempat dirawat.
Hasilnya cukup mengejutkan. Para wakil rakyat itu menemukan indikasi bahwa makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikonsumsi siswa sudah melewati batas aman konsumsi alias kedaluwarsa.
1. Dugaan makanan kedaluwarsa jadi pemicu

Anggota Komisi II DPRD Ngawi, Gunadi Ash Cidiq, menegaskan bahwa kualitas menu MBG saat itu bukan dalam kondisi segar. Dugaan sementara, keracunan terjadi karena makanan sudah melebihi batas maksimum waktu layak konsumsi.
“Kalau makanan sudah lewat masa konsumsi, itu bisa berubah menjadi racun,” jelas Gunadi, Jumat (3/10/2025).
2. Beban besar Program MBG dinilai jadi faktor risiko

Gunadi menilai, beban besar dalam penyediaan makanan untuk ribuan siswa membuat kualitas pengolahan rawan menurun. Menurutnya, fenomena serupa tidak hanya terjadi di Ngawi, melainkan juga muncul di berbagai daerah lain di Indonesia.
“Program MBG ini memang tidak sederhana. Jumlah siswa yang harus dilayani sangat banyak, sementara SDM dapur terbatas. Masak itu ada prosesnya, tidak bisa dipercepat begitu saja. Contoh sederhana, goreng tempe butuh 10 menit, tidak bisa dipangkas jadi 2 menit,” ujarnya.
3. DPRD minta pengawasan diperketat

Komisi II DPRD Ngawi merekomendasikan agar pemerintah lebih ketat dalam pengawasan dan penjaminan mutu makanan MBG. Distribusi dan standar higienitas dapur penyedia juga diminta diperbaiki, sehingga kasus serupa tak terulang.
“Lebih baik jika dikelola oleh sekolah masing-masing, misalnya lewat kantin. Anak-anak bisa ambil sendiri, jadi tidak perlu transportasi yang panjang,” kata Gunadi.
4. Seluruh siswa kini sudah pulih

Meski sempat membuat panik orang tua, kondisi para siswa kini berangsur normal. Gunadi memastikan tidak ada korban yang masih menjalani perawatan.
“Semua sudah clear dan diizinkan pulang. Bahkan sebagian besar siswa sudah mulai masuk sekolah lagi,” pungkasnya.