Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tabloid Indonesia Barokah Beredar di Jatim, Polisi Lakukan Ini

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Surabaya, IDN Times - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda) Jawa Timur terus memantau peredaran Tabloid Indonesia Barokah. Tabloid Indonesia Barokah dipantau polisi peredarannya karena diduga berisikan konten provokatif perihal salah satu pasangan calon Presiden - Wakil Presiden dalam Pilpres 2019, sehingga . 

"Kami akan terus memantau perederan tabloid itu," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Jumat (25/1). 

1. Polda Jatim kerja sama dengan pesantren

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan polisi telah bekerja sama dengan pesantren-pesantren yang ada di Jatim untuk memantau perederan tabloid itu. Selain itu, kerja sama polisi dengan pesantren juga untuk mencegah penyebaran tabloid itu. 

"Kami Polda Jawa Timur bekerja sama dengan para marbot imam masjid dan juga pengurus pesantren. Kita tidak ingin adanya tabloid Indonesia Barokah menyebar di wilayah Jawa Timur," ujarnya di kantor Humas Polda Jatim.

2. Imbauan polisi kepada pesantren dan pengurus masjid

IDN Times/Fitria Madia

Karena telah beredar di Jawa Timur, Barung berpesan kepada pengurus masjid dan pesantren jika menemukan Tabloid Indonesia Barokah agar segera lapor polisi. Jangan sampai ada yang menyebarkan tabloid itu kepada masyarakat.

"Pengiriman ini tidak dibagikan, kami yakin pengurus masjid tahu kalau ini black campaign. Sehingga ketika tabloid itu dikirimkan ke masjid, maka tidak dibagikan ke umat," terangnya.

3. Sudah ribuan tabloid ditemukan

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Barung mengatakan jika sampai saat ini tabloid itu sudah banyak beredar di Jawa Timur. Bahkan, menurutnya tabloid yang beredar di Jatim jumlahnya ribuan. 

"Sudah banyak ya yang kami temukan. Kalau dibuka kirimannya ya jumlahnya ribuan. Ada di berbagai daerah di Jawa Timur seperri Pasuruan, Mojokerto. Semuanya sudah kami sita," lanjutnya.

4. Tim intelejen kepolisian telah memantau pengirim tabloid

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Polisi, ujar Barung, cukup sulit untuk melacak pengirim tabloid itu. Meski polisi telah mendapatkan informasi bahwa pengirim tabloid asalnya dari Bekasi, akan tetapi tetap saja untuk melacak pengirimnya masih harus diselediki. 

"Tapi umumnya datang ke kantor pos tertentu, mengirimkannya tidak menggunakan alamat resmi. Untuk itu, intelejen sudah bekerja, Polres bekerja," tegasnya.

5. Langkah mengawal Pemilu damai

Ilustrasi pemilu. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Langkah pengamanan maupun pemantauan yang dilakukan polisi, menurut Barung sebagai bentuk reaksi untuk menjaga Pemilu agar aman dan damai. Jangan sampai ketika masa kampanye muncul hal-hal negatif, sehingga mencederai Pemilu. 

"Polisi sudah bekerja bahwa apa yang menjadi black campaign ini harus dihilangkan. Polisi tidak memilih-milih siapa saja yang lakukan black campaign untuk diamankan. Supaya kampanye berjalan dengan baik tidak dibumbui dengan hal-hal yang negatif, agar tidak tercederainya pemilihan legislatif," tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Edwin Fajerial
EditorEdwin Fajerial
Follow Us