Si-Boyo Resmi Diluncurkan, Aplikasi Belanja UMKM Warga Surabaya

- Si-Boyo adalah aplikasi belanja digital yang memperkuat ekonomi kerakyatan melalui integrasi KKMP dan pelaku UMKM lokal.
- Aplikasi ini memberdayakan pelaku usaha lokal, memasarkan produk UMKM lebih luas, dan memberikan akses belanja mudah dengan harga kompetitif.
- Si-Boyo juga menyediakan sistem pengantaran yang memberdayakan warga sekitar sebagai kurir, membuka peluang pendapatan baru di tingkat lokal.
Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya resmi meluncurkan aplikasi belanja digital Si-Boyo, sebuah platform yang dirancang untuk memperkuat ekonomi kerakyatan melalui integrasi Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) dan pelaku UMKM lokal, Minggu (21/12/2025).
Aplikasi Si-Boyo hadir sebagai solusi baru bagi warga untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari sekaligus memberdayakan pelaku usaha lokal. Melalui satu platform, produk-produk UMKM dapat dipasarkan lebih luas, koperasi kelurahan mendapatkan penguatan peran, dan masyarakat memperoleh akses belanja yang mudah dengan harga kompetitif.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji mengatakan, Si-Boyo merupakan jawaban atas tantangan zaman tanpa meninggalkan nilai dasar ekonomi kerakyatan.
“Ini adalah bentuk konkret Ekonomi Pancasila yang dibumikan. Meski berbasis digital, Si-Boyo tetap berpihak pada warga kecil, UMKM, dan ibu rumah tangga yang ingin mandiri secara ekonomi. Semangatnya tetap gotong royong,” ujar Agus.
Ia berharap aplikasi ini tidak hanya berhenti sebagai platform teknologi, tetapi benar-benar memberi dampak nyata bagi kesejahteraan warga. Untuk itu, peran camat diminta aktif mengawasi keberlangsungan KKMP dan UMKM di wilayah masing-masing agar ekosistem ekonomi lokal berjalan sehat.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Febrina Kusumawati, menjelaskan Si-Boyo menjadi “lapak baru” bagi UMKM untuk meningkatkan omzet dan menjangkau konsumen yang lebih luas.
“Ini tambahan kanal pemasaran bagi UMKM. Produk mereka bisa lebih dikenal, penjualan meningkat, dan roda ekonomi di tingkat kelurahan bisa bergerak lebih cepat,” kata Febrina.
Saat ini, aplikasi Si-Boyo telah digunakan oleh tujuh KKMP, yakni KKMP Mojo, Kertajaya, Gunung Anyar, Jagir, Sumur Welut, Jajar Tunggal, dan Banyu Urip. Ke depan, Pemkot Surabaya menargetkan seluruh 153 KKMP di seluruh kelurahan dapat terintegrasi dalam aplikasi tersebut.
Keunggulan lain Si-Boyo terletak pada sistem pengantaran yang memberdayakan warga sekitar sebagai kurir. Skema ini membuka peluang pendapatan baru bagi masyarakat di lingkungan koperasi.
“Kurirnya adalah warga sekitar. Jadi bukan hanya UMKM yang tumbuh, tapi juga ada lapangan kerja baru di tingkat lokal. Ini yang membedakan Si-Boyo dengan platform lain,” jelas Febrina.
Untuk memastikan harga tetap terjangkau, Pemkot Surabaya menyinergikan Si-Boyo dengan Produk Unggulan Daerah (PUD) milik pemerintah kota serta produsen langsung, sehingga rantai distribusi lebih pendek dan harga lebih stabil. Selain itu, Si-Boyo juga didukung mitra keuangan seperti BMT Keuangan dan Bank Surabaya (Surya Artha Utama) untuk membantu permodalan koperasi.
Ketua KKMP Jajar Tunggal, Nur Wahyudi, menyambut positif kehadiran Si-Boyo. Menurutnya, aplikasi ini menjadi peluang besar bagi kebangkitan ekonomi warga berbasis koperasi.
“Ini ladang emas bagi ekonomi masyarakat. Kalau RT, RW, LPMK, hingga KSH ikut menjadi anggota koperasi, modal usaha bersama akan semakin kuat dan manfaatnya makin luas,” katanya.
Saat ini, masyarakat Surabaya sudah dapat mengunduh aplikasi Si-Boyo melalui Play Store. Setelah mendaftar, pengguna dapat langsung bertransaksi layaknya aplikasi belanja daring lainnya, sekaligus ikut mendukung UMKM dan ekonomi lokal Kota Pahlawan.















