Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Penjelasan Pakar Teknik Mesin Soal Mesin 'Mbrebet' Usai Diisi Pertalite

IMG-20251028-WA0054.jpg
Ilustrasi bensin Pertalite di sebuah bengkel Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)
Intinya sih...
  • Mesin 'brebet' setelah diisi Pertalite disebabkan oleh kualitas bahan bakar yang tidak konsisten, terutama jika mesin didesain untuk RON tinggi.
  • Pertalite yang tercampur air dapat menyebabkan mesin 'brebet' karena campuran udara dan bahan bakar menjadi terlalu 'lean' (miskin bahan bakar).
  • Gum, endapan, atau kontaminan dalam tangki penyimpanan di SPBU juga dapat menyebabkan mesin 'brebet' pada akselerasi karena suplai bahan bakar tidak konstan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya IDN Times - Guru besar Departemen Teknis Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya , Prof Dr Bambang Sudarmanta, S.T., M.T., menjelaskan soal maraknya keluhan mesin sepeda motor 'brebet' atau mogok usai diisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. Ada beberapa faktor mengapa motor bisa 'brebet' setelah diisi Pertalite.

Prof Bambang mengatakan, faktor pertama bisa karena kualitas bahan yang tidak konsisten. Pertalite memiliki angka oktan RON 90, lebih rendah dari Pertamax dengan RON 92 atau Pertamax Turbo dengan RON 98. Jika mesin motor didesain untuk RON tinggi, misalnya motor injeksi modern, kompresi 10:1 ke atas, saat diisi Pertalite, pembakaran tidak optimal.

"Gejalanya, mesin 'brebet' tenaga menurun atau sulit distarter. Kemudian suara knocking atau detonas dini. Penyebab teknisnya, nilai oktan yang rendah maka pembakaran tidak sesuai dengan waktunya. Hal ini mengakibatkan tenaga mesin drop dan putaran mesin tidak stabil," ujarnya, Selasa (28/10/2025).

Kedua, bisa saja karena Pertalite telah tercampur air. Pertalite yang tercampur air dapat terjadi jika kondisi penyimpanan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tidak ideal. Air bisa masuk dalam dalam tangki SPBU.

"Air lebih berat dari bensin kemudian mengendap di dasar tangki. Jika pompa SPBU mengambil bahan bakar dari bagian bawah, air ikut tersedot ke tangki motor," terangnya,

Efeknya pada mesin, air yang tidak bisa terbakar akan menyebabkan misfire atau yang dikenal dengan 'brebet'. "Campuran udara, bahan bakar menjadi terlalu 'lean' (miskin bahan bakar). Ini Menyebabkan knocking idle tidak stabil, bahkan mesin mogok," jelas Prof Bambang.

Faktor kedua, bisa saja karena adanya gum, endapan atau kontaminan. Jika tangki penyimpanan di SPBU sudah lama tidak dibersihkan, bahan bakar bisa tercampur dengan residu, karat, atau gum seperti getah bensin teroksidasi, maka filter bahan bakar atau injektor tersumbat, aliran bahan bakar ke ruang bakar terhambat, mesin menjadi 'brebet' pada akselerasi karena suplai bahan bakar tidak konstan.

"Penyebab gum adalah paparan udara dan panas yang menyebabkan oksidasi bensin yang membentuk gum. Ini sering terjadi pada Pertalite karena stabilitas oksidasi lebih rendah dibanding Pertamax," tutur dia.

Faktor keempat, bisa karena ketidaksesuaian rasio campuran udara dan bakar atau air fuel ratio (AFR). Pertalite memiliki kandungan hidrokarbon ringan, seperti butana, pentana yang lebih volatil. Pada cuaca panas atau tekanan rendah, uap bensin terbentuk berlebihan, maka akan memuat campuran terlalu kaya (rich mixture). Sebaliknya, bila tekanan tinggi atau bensin tercampur air, maka campuran terlalu miskin (lean mixture). "Kedua kondisi ini menyebabkan brebet atau mesin tidak stabil,"

Faktor kelima, sistem bahan bakar motor yang sensitif, khususnya motor injeksi. Motor injeksi modern memiliki sensor oksigen (O₂), throttle position sensor, Engine Control Unit (ECU). Jika bahan bakar memiliki kualitas berbeda seperti RON rendah, kadar air tinggi, atau volatilitas berubah, ECU perlu waktu beradaptasi.

"Akibatnya rasio campuran tidak sesuai akan membuat mesin tersendat, kadang mesin mati saat idle karena ECU gagal menyesuaikan injeksi," pungkas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Anak Menteri Tertipu Usaha Tas Hermes, Terdakwa Divonis 1,5 Tahun

28 Okt 2025, 19:56 WIBNews