Pengakuan Keracunan MBG Siswa SDN di Pamekasan Berubah Kekenyangan

- Delapan siswa SD Pamekasan diduga keracunan MBG dan dipaksa mengaku kekenyangan.
- Kepolisian turun tangan untuk menyelidiki kasus ini, termasuk dengan mengambil sampel makanan dari dapur MBG.
- Belum ada kepastian penyebab muntah-muntah siswa, namun beredar video wali murid yang menyatakan anaknya muntah karena kekenyangan.
Pamekasan, IDN Times – Delapan siswa SD Ngeri Pasanggar 1, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur diduga keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (16/9/2025). Anehnya, setelah sempat lapor keracunan, sebagian orang tua membuat pengakuan berbeda bahwa anak mereka muntah karena kekenyangan.
Pihak kepolisian pun turun tangan menyelidiki kasus ini. Kapolsek Pegantenan, Iptu Heri Siswanto, mengatakan, peristiwa itu terjadi pada saat jam istirahat sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, sejumlah siswa mengalami muntah usai menyantap MBG.
“Beberapa siswa muntah setelah makan MBG. Orang tua mereka tidak terima dan melapor, bahkan ada yang mengungkapkan kekesalan melalui pesan suara,” ujar Heri, Jumat (19/9/2025).
Penyelidikan dilakukan dengan mendatangi dapur MBG yang dikelolah oleh Yayasan Al-Bukhori Murtajih di Desa Pasanggar dengan mengambil sampel makanan. Dapur ini diketahui menyediakan 1.770 porsi MBG untuk beberapa sekolah.
“Kami ketemu dengan kepala dapurnya, dengan ahli gizinya, kemudian menyaksikan bagaimana proses daripada pengolahannya produksinya, kemudian juga penyajiannya, terus menunya. Bahkan anggota kami mengamankan sampel dua ompreng (porsi),” kata dia.
Pihaknya juga belum bisa memastikan penyebab siswa muntah-muntah. Sebab, hal ini masih dilakukan pemeriksaan di laboratorium dan puskemas setempat.
“Saat ini, kami belum bisa memastikan apakah ini keracunan, alergi, atau sebab lain. Masih sebatas dugaan," kata dia.
Tak lama setelah peristiwa tersebut, beredar video wali murid menyampaikan bahwa anaknya muntah karena kekenyangan. Pernyataan ini menimbulkan spekulasi adanya intervensi terhadap para korban dan orang tua mereka.
“Di dalam video itu, ya menyampaikan menyatakan bahwa anaknya kekenyangan gitu. Menyatakan seperti itu orang tuanya. (Bukan karena keracunan MBG) Ya, seperti itu,” ucapnya.
Pihak kepolisian juga belum bisa memastikan apakah pernyataan wali murid itu karena ada intervensi. Sebab, saat ini pihaknya masih mendalami dugaan tersebut. “Kami belum bisa menyimpulkan apakah ada unsur intimidasi. Kami masih terus melakukan pendalaman,” pungkas Heri.