Pencarian Berakhir Duka, Remaja Nganjuk Tewas di Sungai Widas

- Remaja 17 tahun asal Nganjuk, Aska Muhammad Hafizan, ditemukan meninggal di Sungai Widas.
- Proses pencarian korban melibatkan tim SAR gabungan dengan tantangan kuatnya arus sungai dan luasnya area pencarian.
- Pencarian korban dilakukan dengan penyisiran aliran sungai menggunakan perahu karet hingga jarak 19 kilometer dari lokasi kejadian.
Nganjuk, IDN Times - Harapan keluarga akhirnya terjawab dengan kabar duka. Aska Muhammad Hafizan (17), remaja asal Desa Jambi, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di aliran Sungai Widas, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, Sabtu (27/12/2025).
Jenazah Aska ditemukan oleh tim SAR gabungan sekitar pukul 15.30 WIB, mengapung di sungai dengan jarak kurang lebih 4 kilometer dari titik awal korban dilaporkan tenggelam. Proses evakuasi berlangsung hati-hati mengingat kondisi arus sungai yang cukup deras.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Nanang Sigit mengatakan, setelah berhasil dievakuasi ke darat, jenazah korban langsung dibawa ke RS Bhayangkara Nganjuk untuk penanganan lebih lanjut.
“Korban ditemukan sekitar empat kilometer dari lokasi awal kejadian. Setelah dievakuasi, jenazah segera kami serahkan ke rumah sakit,” ujar Nanang.
Terkait proses pencarian, Nanang menjelaskan, sejak laporan kejadian diterima, operasi SAR langsung digelar dengan mengerahkan satu tim rescue dari Unit Siaga SAR Bojonegoro yang kemudian diperkuat oleh berbagai unsur SAR gabungan. Proses pencarian menghadapi tantangan berat, mulai dari kuatnya arus Sungai Widas hingga luasnya area pencarian.
Koordinator Unit Siaga SAR Bojonegoro yang juga bertindak sebagai On Scene Coordinator (OSC), Nanang Pujo, menjelaskan pencarian difokuskan pada penyisiran aliran sungai dengan membagi personel ke dalam dua Search and Rescue Unit (SRU) air.
“Dua SRU air melakukan penyisiran Sungai Widas menggunakan perahu karet dengan radius pencarian mencapai sekitar 19 kilometer dari lokasi kejadian,” jelasnya.
SRU pertama menggunakan perahu karet milik Basarnas menyisir aliran sungai hingga sejauh 13 kilometer ke arah Jembatan Lengkong. Sementara SRU kedua menggunakan perahu karet BPBD Kabupaten Nganjuk dengan jangkauan pencarian hingga 19 kilometer ke arah hilir sampai wilayah tambangan Megaluh.
Tak hanya menyisir permukaan, tim SAR juga melakukan manuver khusus di sejumlah titik yang dicurigai menjadi lokasi korban. Teknik zig-zag dan gerakan memutar perahu diterapkan untuk menciptakan gelombang air, dengan harapan dapat mengangkat tubuh korban dari dasar sungai.
Pemantauan dari darat turut dilakukan di titik-titik strategis seperti Jembatan Mabung, Jembatan Lengkong, dan Jembatan Rowomarto. Tim SAR juga menyebarkan informasi kepada warga yang beraktivitas di sekitar sungai agar segera melapor jika menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
"Dengan ditemukannya korban, operasi SAR resmi dihentikan. Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh unsur yang terlibat dalam misi kemanusiaan tersebut," pungkasnya.


















