Pelaksanaan MBG Kerap Bermasalah, Begini Kata Pemerintah Pusat

Madiun, IDN Times – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterapkan di berbagai daerah kerap ada kendala di lapangan. Meski dirancang dengan baik, tetap saja ada permasalahan yang muncul, mulai dari teknis hingga distribusi. Seperti di Kabupaten Magetan dan Ngawi beberapa hari lalu. Makanan telat diterima, hingga molor berjam jam. Siswa yang kelamaan menunggu memilih jajan di kantin dan memilih pulang.
1. Namanya pekerjaan pasti ada saja yang tertinggal

Deputi Bidang Promosi dan Kerja sama Badan Gizi Nasional, Nyoto Suwignyo, menegaskan bahwa pemerintah telah mempersiapkan program ini dengan memperhatikan kualitas dan kandungan gizi. Namun, ia tak menampik adanya kendala dalam pelaksanaannya.
"MBG itu pasti sehat, kenapa ada masalah? Namanya pekerjaan pasti ada hal yang tertinggal," ujar Nyoto saat meninjau simulasi program MBG di Jalan Tirta Raya, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Rabu (26/2/2025).
2. Distribusi terlambat hingga isu makanan terkontaminasi

Nyoto mengungkapkan bahwa beberapa permasalahan yang ditemukan di lapangan antara lain keterlambatan distribusi makanan, sehingga menyebabkan peserta menunggu dan tidak sempat menyantap makanan yang telah disediakan.
Selain itu, muncul pula kabar adanya temuan ulat dalam makanan yang dibagikan. Namun, Nyoto menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar atau hoaks.
"Namun untuk persoalan lain yang sifatnya kendala teknis, seperti pendistribusian yang terlambat sehingga makanan tidak disantap, saya kira bisa dimaklumi. Tetapi untuk adanya ulat bulu itu tidak benar," jelasnya.
3. Pemerintah pastikan keamanan dan kualitas makanan

Nyoto menegaskan bahwa proses penyediaan makanan dalam program MBG diawasi secara ketat. Tim yang terlibat mulai dari kepala dapur, ahli gizi, hingga tenaga administrasi telah mendapatkan pelatihan khusus.
"Mereka sudah dilatih cara menyiapkan makanan yang benar, termasuk penggunaan peralatan, sistem sanitasi, hingga teknik memasak yang aman," tambahnya.
Bahkan sebelum makanan didistribusikan, satu sampel akan disimpan di kulkas sebagai langkah antisipasi jika terjadi masalah di kemudian hari.
Nyoto menegaskan bahwa evaluasi akan terus dilakukan untuk memastikan program ini berjalan sesuai standar. "Ada SOP yang memastikan Makan Bergizi Gratis tidak basi, tidak beracun, dan tetap memenuhi standar gizi," pungkasnya.