Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Omset Turun, Outlet Jalan Tunjungan Pasang Stiker 'Save Tunjungan'

IMG-20250819-WA0249.jpg
Kafe Jalan Tunjungan Pasang stiker bentuk protes penurunan omset. (IDN Times/Khusnul Hasana)
Intinya sih...
  • Pengusaha di Jalan Tunjungan memasang stiker 'Save Tunjungan' dan 'Satu Tujuan, Satu Tunjungan' sebagai protes penurunan omset akibat kebijakan penertiban parkir.
  • Penertiban parkir di Jalan Tunjungan membuat omset pengusaha turun hingga 50 persen, dengan outlet Thirty Three mengalami pencurian omset sekitar 30 persen.
  • Meskipun kantong parkir telah disediakan, banyak orang enggan datang ke tempat usaha karena harus berjalan kaki terlalu jauh, sehingga pengusaha berharap kebijakan parkir dikembalikan seperti semula.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Sejumlah tempat usaha di Jalan Tunjungan ramai-ramai memasang stiker 'Save Tunjungan ' dan 'Satu Tujuan, Satu Tunjngan'. Pemasangan stiker tersebut ternyata adalah bentuk protes pengusaha atas penurunan omset imbas kebijakan penertiban parkir.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menerapkan kebijakan pertiban parkir di sepanjang Jalan Tunjungan. Kendaraan sudah tak boleh parkir di tepi jalan umum (TJU) maupun troroar. Parkir kini telah dipindah di kantong-kantong khusus. Walau begitu, kantong parkir masih berada di sekitar Jalan Tunjungan.

Pantauan IDN Times di lapangan, tempat usaha yang terpasang stiker tersebut mulai dari kafe hingga tempat makan. Terlihat stiker itu dipasang tepat di depan outlet. Salah satu tempat usaha yang memasang stiker adalah Toko Kopi Padma. Stiker berwana kuning dengan corak hitam tersebut nampak ditempel di kaca depan kafe. Pengunjung yang hendak mampir ke kafe tersebut atau hanya sekedar lewat pun dengan jelas bisa melihatnya.

Perwakilan karyawan Toko Kopi Padma, Ivan Raditya mengatakan, stiker dipasang sebagai bentuk protes atas kebijakan penertiban parkir di Jalan Tunjungan yang berimbas pada penurunan omset di tempatnya bekerja. "Tujuan pasang ini (stiker) itu sebenarnya dari awal itu kita keberatan dengan ditiadakan parkir di sekitar jalan Tunjungan. (Penertiban parkir) berdampak ke outlet-outlet sekitar, jadi menurun omsetnya," ungkap Ivan ditemukan di Jalan Tunjungan, Selasa (19/8/2025).

Dalam sehari biasanya kedai tersebut bisa mendapatkan omset hingga belasan juta Rupiah. Tetapi, saat kebijakan parkir diterapkan, omset turun mencapai 50 persen. "Penurunannya bisa lebih dari 50 persen, dari awalnya dulu kalau siang itu omset bisa menyampai ke belasan (juta Rupiah) gitu sekarang enggak, bener-bener sepi banget," katanya.

Sebelum parkir TJU dilarang, pengunjung jalan Tunjungan yang parkir di depan kafenya langsung memilih Kopi Padma sebagai tempat nongkrong. Tetapi, sekarang berbeda, sebab banyak orang yang masih harus berjalan untuk menuju kafe tersebut.

"Terutama kayak pendatang ya. Kayak biasa kan kalau lihat lewat ada parkir di pinggir jalan langsung parkir terus bisa turun. Kebetulan juga dulu di depan sini ada (parkir), di samping ada," ungkap dia.

Manajemen sebenarnya sudah membicarakan keluhan ini kepada pemerintah. Tetapi, hingga kini masih belum ada solusi.

"Setahu saya saya sudah pernah dirapatkan soal parkir ini. Kan awalnya (penertiban) parkir ini kalau enggak salah di awal bulan Juli sampai akhir bulan Juli. Terus habis itu dirapatin lagi buat ke depannya gimana. Kayaknya memang sudah ditadakan untuk parkir (TJU) ini," tutur Ivan.

Ivan pun berharap agar kebijakan dikembalikan seperti dulu yakni kendaraan diperbolehkan parkir di depan tokonya. Namun dengan sistem yang lebih tertata, seperti dikelolah oleh petugas resmi dan lain sebagainya.

"Mungkin diadakan parkir di lahan yang sudah dikelolah, kayak sebelumnya, juga mengantisipasi parkir liar," pungkas dia.

Selain Toko Kopi Padma, outlet yang juga memasang stiker 'Satu Tunjungan, Satu Tujuan' adalah Thirty Three. Karyawan kafe, Novendi Abdul Razak, mengatakan, pemasangan stiker tersebut merupakan bentuk solidaritas sesama outlet akan dampak yang dirasakan terhadap penurunan omset imbas kebijakan peniadaan parkir TJU.

"Stiker itu yang di luar tujuannya itu buat aksi aja sih, aksi solidaritas, teman sesama outlet Tunjungan, sebagaimana mungkin yang tepat parkir ya karena mempengaruhi omset dan flow kafe," ujar Novendi.

Novendi menuturkan, kebijakan peniadaan parkir TJU itu sebenarnya cukup baik, sebab kini sudah tidak ada lagi kendaraan yang parkir di sepanjang Jalan Tunjungan, sehingga terlihat rapi dan tidak macet. Tetapi, kebijakan itu ternyata berdampak pada pada penurunan omset penjualan.

"Jadi (kebijakan peniadaan parkir TJU) ada plus minusnya sih kalau menurut saya. Jadi minusnya itu mungkin di omset menurun tapi yang plusnya itu ya dilihat bersih" ungkapnya.

Di outletnya sendiri, pencurian omset mencapai 30 persen. Itu terjadi semenjak kebijakan larangan parkir TJU diterapkan. "Penurunannya sekitar 30 persenan, turun sejak ditetapkan kebijakan parkir," jelas dia.

Walaupun telah disediakan kantong parkir di sekitar Jalan Tunjungan, menurutnya banyak orang enggan datang ke kafenya karena malas jalan kaki terlalu jauh. Sebab, dulu orang hanya tinggal memarkir kendaraannya di depan kafe tersebut lalu masuk ke dalam.

"Iya, mungkin ada beberapa customer yang enggak mau jalannya mungkin sedikit jauh ya. Biasanya kan dulu pas ada parkir di depan kan tinggal parkir di depan langsung (masuk kafe)," tuturnya.

Ia pun berharap agar kebijakan parkir dikembalikan seperti dulu lagi. Atau dengan sistem yang lebih baik, seperti parkir dibatasi hanya sampai jam empat sore saja.

"Harapannya ya mungkin bisa buat seperti dulu ya, bisa parkir tapi jam 4 sampai jam 7 enggak boleh setelahnya itu bebas kembali," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us