Muncul Posko Rakyat Jawa Timur Menggugat, Mirip di Pati

- Posko 'Rakyat Jawa Timur Menggugat' di Taman Apsari, Surabaya terinspirasi dari aksi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah
- Posko digunakan untuk mengumpulkan donasi makanan dan minuman untuk aksi menggugat Gubernur Jawa Timur pada 3 September 2025
- Tiga tuntutan pada aksi 3 September 2025: meminta Khofifah hapus pajak kendaraan, usut dugaan korupsi dana hibah Pemprov Jatim, dan hapus pungli-pungli di SMA/SMK Negeri di Jawa Timur
Surabaya, IDN Times - Muncul posko 'Rakyat Jawa Timur Menggugat' di Taman Apsari, Surabaya. Posko tersebut disebut terinsipirasi dari aksi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Pantauan IDN Times, posko tersebut terlihat berupa tenda dengan tulisan 'Posko Rakyat Jawa Timur Menggugat '. Di posko itu juga terlihat ada sejumlah kardus air mineral.
Inisiator Aksi, M Sholeh mengatakan, posko didirikan untuk aksi menggugat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang bakal digelar pada tanggal 3 September 2025. Posko digunakan untuk mengumpulkan donasi makanan maupun minuman yang akan dibagikan kepada massa aksi.
"Oh iya, kan sesuai sudah saya sebar, sudah saya buat kontennya, aksinya tanggal 3 September 2025," ujar Soleh kepada IDN Times, Jumat (22/8/2025).
Sholeh menyebut, setidaknya ada tiga tuntutan pada aksi 3 September 2025 nanti. Tiga tuntutan itu, pertama meminta Khofifah untuk menghapusan pajak dan tunggakan pajak kendaraan bermotor seperti yang berlaku di Jawa Barat, baik roda dua maupun roda empat.
Kedua, usut tuntas dugaan korupsi dana hibah Pemprov Jatim triliunan Rupiah yang diduga melibatkan Gubernur Jatim. Dan ketiga, hapus pungli-pungli di SMA/ SMK Negeri di Jawa Timur.
Menurut Sholeh, selama dua periode kepemimpinan Khofifah, gubernur tersebut tak pernah menunjukkan prestasinya. Ia lantas membandingkan dengan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang disebut sudah melakukan banyak hal.
"KDM itu jadi gubernur setengah tahun sudah banyak yang dilakukan. . Mak Pipa ini menemui masyarakat mana sih, Ada kontennya dia menemui masyarakat, membantu urusan-urusan masyarakat, kecuali acara-acara seremonial. Apa, Janjinya jalan rusak banyak keluhan jalan rusak," terang dia.
Aksi itu dilakukan karena selama ini ia dan sejumlah masyarakat Jawa Timur sudah kerap bersuara, tetapi tak pernah didengar. Khofifah disebut malah sibuk membuat konten mengulas buah.
"Jadi bagi saya gubernur itu mikiri diri sendiri bukan mikiri masyarakat. Karena dikritik di medsos oleh wong Jawa Timur malah dia sibuk nyepil buah,"tutur Sholeh.
Menurut Sholeh juga, sikap Khofifah tak jauh berbeda dengan Bupati Pati, Sadewo. Bedanya, Sadewo menantang rakyat dengan perkataan, sementara Khofifah dengan diam.
"Nggak ada bedanya dia (Khofifah) dengan Bupati Pati, gak ada bedanya dengan Sudewo. Bedanya nek Sudewo itu kan itu melalui perkataan Kalau dia ini nantangnya dengan diam," ungkapnya.
Untuk itu, pada aksi 3 September 2025 nanti pihaknya akan mengumpulkan 100 ribu massa. Dalam sisa waktu 10 hari, ia yakin bisa mengumpulkan massa dengan jumlah segitu banyak.
"Kita akan cek ombak makanya kita bikin posko supaya nanti kita bisa mempetakan masing-masing kabupaten nanti bisa menghadirkan berapa. Harapan kita 100.000 orang itu bisa ini kan se-Jawa Timur. Yang tidak puas ini kan juga banyak," jelasnya.
Ia juga menuturkan, saat ini semakin banyak sumbangan berdatangan ke posko. Bahkan, sumbangan juga datang dari Pegawai Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri.
"Bayangkan orang TKI Brunei, Hongkong, yang ada di Amerika itu menghubungi. Dia mau bantu uang. Karena perilakunya Mak Pipa (Khofifah) ini kan sudah diketahui orang banyak melalui medsos yang jengah. Nah, itu tidak hanya di sini, di luar negeri pun jengah," tuturnya.
"Kalau itu sampai dibongkar itu justru yang saya tunggu. Jadi belum ada, yang (aksi) Pati itu bisa membesar itu kan karena itu," imbuhnya.
Saat ditanya apakah aksi akan dihentikan, jika Khofifah atau perwakilan Pemprov Jatim menemuinya, Sholeh menuturkan, aksi akan tetap dilanjut. Sebab, menurutnya mustahil ada perwakilan Pemprov mau menemuinya.
"Jadi gini, sampai hari ini tidak ada tanda-tanda. Jangankan menemui, kita ini kan ibarat anak, dia itu orang tua kita. Kemarin 2 hari yang lalu kita kedatangan teman-teman frontal . Mereka itu adalah orang-orang organisasi persatuan Ojol. Kecewa. Demo tujuh kali enggak pernah ditemui kok, apalagi kita," pungkas Sholeh.