Motif di Balik Aksi Sadis Alvi Maulana Mutilasi Tiara Angelina Saraswati

- Alvi Maulana melakukan mutilasi terhadap kekasihnya TAS (25) karena konflik asmara, tuntutan ekonomi, dan emosi yang memuncak.
- Korban sering menuntut gaya hidup lebih tinggi, sementara pelaku merasa kewalahan secara ekonomi, sehingga terjadi pertengkaran hebat.
- Pelaku mengambil pisau dari dapur dan menusukkan ke leher korban dalam kondisi emosi, lalu memutilasi jasad TAS di kamar mandi serta membuang potongan tubuh ke kawasan Pacet.
Mojokerto, IDN Times - Kasus mutilasi yang dilakukan Alvi Maulana (24) terhadap kekasihnya Tiara Angelina Saraswati (25) masih menjadi sorotan publik. Polisi memastikan, motif di balik aksi keji Alvi mutilasi Tiara bukan semata persoalan sesaat, melainkan akumulasi dari konflik asmara, tuntutan ekonomi, dan emosi yang memuncak.
Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto menjelaskan motif Alvi Maulana mutilasi Tiara Angelina, hubungan asmara antara pelaku dan korban sudah lama tidak harmonis. Meski belum menikah, keduanya tinggal bersama di sebuah kos di Lidah Wetan Kota Surabaya. Namun, kehidupan yang dijalani kerap diwarnai pertengkaran.
"Korban kerap melontarkan kata-kata kasar dan menuntut gaya hidup lebih tinggi. Sementara pelaku merasa kewalahan secara ekonomi," ujar Ihram saat konferensi pers, Senin (8/9/2025).
Puncaknya terjadi pada 31 Agustus 2025 dini hari. Malam itu, Alvi pulang larut dan mendapati pintu kos dikunci korban. Ia terpaksa menunggu sekitar satu jam hingga akhirnya dibukakan. Begitu masuk, korban langsung marah dan kembali berselisih dengan pelaku.
Dalam kondisi emosi, Alvi kemudian mengambil pisau dari dapur dan menusukkan ke leher korban. Korban seketika tewas. Setelah itu, pelaku memutilasi jasad TAS di kamar mandi, menyembunyikan kepala di belakang lemari, dan membuang sejumlah potongan tubuh ke kawasan Pacet.
Menurut perwira dengan dua melati emas ini, tindakan sadis tersebut dilakukan pelaku untuk menghilangkan jejak sekaligus melampiaskan rasa frustrasi.
"Motif utamanya adalah persoalan asmara yang disertai tuntutan ekonomi dan akumulasi emosi. Itu yang memicu pelaku melakukan pembunuhan hingga mutilasi,” tegas Ihram.
Sekadar diketahui, kasus ini mencuat pertama kali saat seorang warga berinisial S menemukan potongan telapak kaki kiri manusia di jurang tepi jalan jalur Pacet menuju Batu, pada Sabtu (6/9/2025). Temuan itu segera dilaporkan ke Polsek Pacet. Polisi yang tiba di lokasi kemudian menemukan beberapa potongan tubuh lain berceceran, dengan jarak antara 50 hingga 100 meter.
Hasil identifikasi tim Inafis memastikan bahwa potongan tubuh tersebut adalah milik TAS. Meski berstatus pelajar di KTP, nyatanya TAS sudah lulus kuliah di salah satu universitas di Madura.
Polisi bergerak cepat. Setelah menerima laporan penemuan potongan tubuh pada 6 September, tim Satreskrim Polres Mojokerto melakukan serangkaian penyelidikan dengan teknologi Inafis dan digital forensik.
"Pada 7 September 2025 dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, kami menangkap pelaku," tegas Ihram.