Menu MBG Mie Ayam yang Diharapkan Siswa di Magetan Terpenuhi

- Siswa senang dengan mie ayam sebagai menu MBG hari ini, menginginkan variasi menu untuk menghindari kebosanan.
- Sebagian siswa mengusulkan tambahan menu favorit seperti burger atau spageti, serta tambahan jatah susu seminggu sekali atau dua kali dalam satu minggu.
- Kepala SMPN 1 Parang menyambut baik permintaan siswa terkait mie ayam, dan memastikan kehati-hatian dalam metigasi dampak yang tidak diinginkan dari program tersebut.
Magetan, IDN Times – Suasana SMPN 1 Parang, Kabupaten Magetan, Jumat (19/9/2025) siang tampak berbeda. Usai salat Jumat berjamaah, ratusan siswa langsung bersorak gembira begitu tahu menu Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini adalah mie ayam, sesuai permintaan mereka sebelumnya.
Program MBG yang digulirkan pemerintah kini mulai menjangkau sekolah-sekolah pinggiran. Di Kecamatan Parang saja, ada 3.500 siswa dari PAUD hingga SMA yang ikut merasakan manfaat program tersebut.
1. Siswa lahap tanpa sisa

Natassa, Rizal, Revano, Apacaya, Tika, hingga Kanza kompak menyebut mie ayam kali ini terasa “enak banget”. Mereka mengaku senang karena bisa menikmati menu selingan yang tidak selalu nasi.
"Kalau nasi tiap hari kan bosan. Dengan selingan mie ayam, rasanya lebih menyenangkan. Jadi nggak monoton,” kata Natassa sambil tersenyum.
Para siswa berharap ke depan menu MBG bisa terus divariasikan. Namun mereka juga paham bahwa makanan sehat tidak selalu sesuai dengan selera anak-anak.
2. Usul ada mie ayam

Di SMPN 1 Parang, tercatat 643 siswa ikut program MBG. Uniknya, selain mie ayam, banyak siswa juga sempat mengusulkan menu favorit seperti burger atau spageti.
"Kalau bisa sekali-kali ada burger atau spageti,” celetuk Mikaila dan Rizal, saat diwawancara beberapa waktu lalu.
Selain itu, mereka juga berharap ada tambahan jatah susu seminggu sekali atau kalau bisa dua kali dalam satu minggu.
3. Guru buat tim metigasi

Kepala SMPN 1 Parang, Suparno, mengaku senang pihak SPPG mengabulkan permintaan para siswa yaitu mie ayam hari ini. Menurutnya, masih banyak siswa yang belum terbiasa dengan makanan sehat.
"Kami juga mengutamakan kehati hatian ya, termasuk metigasi dampak yang tidak diinginkan. Seperti keracunan," ungkapnya.
Misalnya, melakukan pemeriksaan kondisi makanan yang tiba, mulai dari aroma, rasa hingga testernya. Begitu mencurigakan akan dikembalikan.
"Selain itu kami juga koordinasi dengan tim kesehatan. Nomor layanan darurat Puskesmas Parang," jelasnya.
Terakhir ia berharap aman, selama program berjalan. Jangan sampai ada peristiwa keracunan seperti daerah lain.