Surabaya, IDN Times - Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, direncanakan menjadi salah satu venue gelaran Piala Dunia U-20 tahun 2023 mendatang. Selain itu, GBT telah dipastikan menjadi venue AFC U-20 (Piala Asia) pada September 2022 nanti. Berbagai fasilitas dalam stadion memang telah disiapkan secara matang.
Namun, satu hal yang masih menjadi perbincangan hingga sekarang adalah mengenai bau sampah dari TPA Benowo. Apakah GBT masih bau sampah? Yuk simak, fakta-fakta berikut ini.
Menurut pantauan IDN Times Jatim (24/8/2022), sudah tidak tercium bau sampah sama sekali, ketika masuk ke arena dalam stadion. Lapangan dan tribun steril, tidak terganggu dengan bau. Pernyataan ini turut dibenarkan oleh salah seorang pengunjung GBT, Wahyu (37). "Kalau saya sudah sering ke GBT. Sekarang sudah aman. Gak ada bau sampah," katanya.
Sementara itu, kondisi di luar stadion diakui warga kadang saat hujan turun, bau sampah mulai tercium. Salah seorang warga sekitar, Andik (43) misalnya berpendapat bahwa masih tercium bau sampah ketika hujan. "Iya sudah gak bau. Kalau hujan masih bau tapi gak terlalu jauh jangkauannya menurut saya."
Meski begitu, sebagian warga mengaku sudah tidak ada komplain lagi persoalan bau sampah ini. Marwani (53) misalnya bilang kalau tidak ada komplain lagi mengenai bau sampah dari masyarakat sekitar.
"Saya sudah 34 tahun di sini. Dulu bau sampah, sekarang tidak. Yang saya lihat, tiap hari ada petugas yang datang dan semprot. Jadi udah gak ada komplain lagi dari warga kampung," katanya.
Meskipun demikian IDN Times saat merasakan dari jarak tertentu, masih tercium bau sampah dalam perjalanan menuju Stadion Gelora Bung Tomo. Tepatnya pada jangkauan 1,5 kilometer dari arah Selatan, arah Utara (TPA Benowo), juga dari arah Barat (Fly Over Pelindo).
Bau ini bisa jadi disebabkan dari banyaknya pengepul sampah pada beberapa titik di sekitar kawasan GBT. Selain itu, rute ini juga menjadi jalur lalu-lalang setiap truk pengangkut sampah menuju TPA Benowo.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak operasional TPA Benowo, juga Pemkot Surabaya. Hal ini dibenarkan oleh Agus (30) seorang petugas keamanan TPA. "Di sini disemprot cairan kimia sehari 2 kali pagi dan sore, sampah dari ratusan truk juga dibakar di boiler tiap hari. Sudah ditutup geomembran juga," kata Agus.